Namun, Presiden Jokowi mengakui masalah utamanya adalah ketersediaan vaksin itu sendiri.
Presiden mengatakan bahwa ketersediaan vaksin tidak bisa dalam jumlah yang diinginkan dalam waktu sekarang ini.
"Kemarin kita mendapat 3 juta untuk prioritas pertama tenaga kesehatan sudah bisa diselesaikan. Ini keluar lagi 7 juta vaksin, minggu ini langsung dilakukan untuk pelayan dan pekerja publik baik itu guru, langsia, pekerja-pekerja di pasar, maupun pusat-pusat ekonomi," kata Presiden Jokowi.
Baru selanjutnya vaksinasi akan dilakukan terhadap masyarakat umum.
"Akan tetapi, sekali lagi vaksin di dunia ini menjadi rebutan 215 negara. Oleh sebab itu, kita akan berusaha terus agar ketersediaan vaksin itu secara berlankut setiap bulan. Kita sudah dapat komitmen 426 juta vaksin tetapi datangnya kapan? Ini yang masih jadi rebutan," kata Presiden.