Hampir Setahun Pandemi, Pedagang Pasar Senen: Hancur-hancuran

Jum'at, 19 Februari 2021 | 19:57 WIB
Hampir Setahun Pandemi, Pedagang Pasar Senen: Hancur-hancuran
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) menggelar barang dagangan mereka di sepanjang trotoar kawasan Pasar Senen, Jakarta, Senin (21/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Virus global yang masuk pada pertengahan Maret tahun lalu bagai mimpi buruk bagi pelaku ekonomi, seperti yang dirasakan para pedagang di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Hingga saat ini titik terang membaiknya perekonomian di tanah air belum juga terlihat.

Salah satu pedagang tas dan koper di Pasar Senen Tampubolon mengatakan pendapatan perharinya menurun sangat drastis.

“Hancur-hancuran, perekonomian enggak bagus,” kata Tampubolon saat ditemui Suara.com di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (19/2/2021).

Baca Juga: Tak Kuat Hadapi Pandemi Covid-19, Hotel di Semarang Dijual Bebas di OLX

Pria berusia 35 ini menuturkan, sebelum pandemi Covid-19 ada, sehari dia mampu memperoleh penghasilan sekitar Rp 500 ribu.

“Tapi sekarang dapat Rp 200 ribu sudah syukur,” ujar Tampubolon.

Selain Tamoubolon, dampak buruk Covid-19 bagi perekonomian juga dirasakan pedagang lainnya, Rosma.

Dia menuturkan pendapatannya saat pandemi ini hanya cukup untuk kebutuhan makan saja, terlebih dia juga harus berlomba dengan pedagang lainnya.

“Sebelum pandemi adalah di atas Rp 500 ribu, sekarang hanya cukup buat makan doang, Rp 100 ribu,” ujarnya.

Baca Juga: 508 Pelajar Meninggal karena Covid-19, Kemendikbud: Masih Rendah

Sementara itu, Ramiah pedagang baju kebaya juga mengaku merasakan hal yang sama.

Perempuan berusia 48 tahun ini harus kehilangan pendapatannya yang berkisar Rp 30-40 juta dalam sebulan.

“Orang mesan kebaya itu kan untuk pernikahan ya, selama pandemi ini pernikahan juga dibatasi, jadi yang mesan juga sepi,” ujarnya.

Ia menyebut pendapatannya saat pandemi hanya 20 persen dari penghasilannya sebelumnya.

“Cuma 20 persen dari sebelum Covid-19 ada,” ujarnya.

Mereka kemudian berharap menjelang Ramadhan dan Idul Fitri perekonomian di Indonesia bisa kembali seperti biasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI