Suara.com - Permukiman warga di RT 04, RW 11, Kelurahan Bangka menjadi wilayah paling padat se- Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan. Setidaknya, ada 500 KK yang menghuni kawasan tersebut.
Hujan deras yang mengguyur kawasan DKI Jakarta sejak Kamis (18/2/2021) kemarin menyisakan banjir di sejumlah titik. Di RT tersebut, ketinggian air mencapai satu meter dan sampai masuk ke rumah-rumah warga.
Ketua RT 04, Thukul Mawardi (53) mengatakan, sejak pukul 03.00 WIB dini hari tadi, banjir sudah menerjang tempat tinggalnya. Diduga, banjir berasal dari Kali Krukut atau Kali mampang yang tak jauh dari pemukiman tersebut.
"Saat ini pun bagian belakang pinggir kali mampang itu belum kering. KK-nya lebih dari 500 Kartu keluarga. Ya kebetulan kita wilayah paling padat se-Kecamatan Mampang Prapatan," kata Thukul saat dijumpai di lokasi, Jumat (19/2/2021).
Baca Juga: Mengungsi di Musala, Warga Korban Banjir Berjubel Tanpa Jarak saat Pandemi
Mawardi mengatakan, pihaknya telah mendirikan Posko Siaga Bencana sejak bulan Oktober 2020 tahun lalu. Posko tersebut akan bersiaga setiap musim penghujan tiba.
"Posko ini dari bulan Oktober. Jadi posko yang ada di sini itu setiap musim penghujan pasti kami stand by," beber Thukul.
Siaga Dapur Umum
Thukul mengatakan, rata-rata warga di pemukimannya telah mempunyai bangunan yang cukup tinggi. Setiap kali banjir datang, para warga masih dapat bertahan di dalam rumah -- namun tidak dapat beraktivitas.
"Jadi setiap insiden, selama itu tidak lebih dari 1 meter, masih bisa di dalam rumah masing-masing. Hanya aktivitas tidak bisa," ujar dia.
Baca Juga: Bangka Mampang Langganan Banjir, Warga: Ngungsi atau di Rumah Sama Saja
Agar aktivitas masyarakat tidak terganggu, khususnya untuk urusan makanan, dapur umum telah disediakan di Posko Siaga Bencana. Dapur umum tersebut dikelola oleh pemuda sekitar yang berhimpun dalam payung Karang Taruna.
"Makanya di lingkungan, kami selalu standby dapur umum untuk kepentingan warga. Di wilayah RT 11/04 ini kita ada taruna," katanya.
Thukul melanjutkan, kawasan tempat dia tinggal telah mewakili Kecamatan Mampang Prapatan sebagai Kampung Tangguh Bencana. Baik secara mandiri maupun dengan bantuan dari Pemprov, dapur umum tersebut bisa berdiri untuk membantu para warga.
"Kami, baik secara swadaya mandiri maupun bantuan dari Pemprov maupun pemda itu, kami bisa mengadakan adanya dapur umum ini," tutupnya.
Salah satu warga bernama Warno (55) mengatakan, banjir mulai melanda pemukiman tempat ia tinggal sejak pukul 03.00 WIB. Tentunya, debit air dari Kali Krukut menjadi 'tamu yang tidak diundang' dan masuk ke dalam rumahnya.
"Banjirnya dari jam tiga subuh. Ketinggiannya mencapai satu meter. Masuk itu (air) ke rumah saya," ungkap Warno.
Pria yang akrab disapa Bapake Gas itu menyebut, sejak kemarin banjir memang sudah melanda. Menjelang bakda magrib, air perlahan mulai surut. Namun hujan deras kembali turun di kawasan tersebut. Sehingga, Warno dan warga lainnya dua kali harus menerima air sebagai tamu yang tidak diundang.
"Kemarin sudah banjir, terus tidak lama kering. Nah, datang lagi banjir, ibaratnya dua kali banjir," sambungnya.
Warno telah menjadi bagian dari Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang sejak 10 tahun lalu. Setiap kali hujan deras turun, banjir rasanya telah menjadi teman yang akrab bagi pria asal Indramayu, Jawa Barat tersebut.
"Di sini langganan banjir karena memang daerah rendah. Setiap hujan, pasti banjir," ungkap dia.