Satgas: Virus Covid-19 Bisa Bertahan Hidup Lama di Benda Mati hingga Tinja

Jum'at, 19 Februari 2021 | 11:19 WIB
Satgas: Virus Covid-19 Bisa Bertahan Hidup Lama di Benda Mati hingga Tinja
Ilustrasi---Petugas yang mengenakan kostum berbentuk virus corona membawa poster saat sosialisasi penggunaan masker di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (3/9/2020). [ANTARA FOTO/Wahyu Putro A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Sub Bidang Penanganan Limbah Medis Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Dr. Lia Gardenia Partakusuma mengungkapkan lama ketahanan virus Sars-Cov2 di suatu permukaan benda dan limbah rumah tangga.

Lia mengatakan masa hidup virus Sars-Cov2 bisa bertahan paling sebentar bertahan di udara (aerosol) selama tiga jam, hingga yang paling lama bertahan lima hari di permukaan kaca.

"Kami lihat bahwa dia(virus) masih hidup di permukaan, memang di aerosol dia hanya 3 jam, tetapi kalau di permukaan dalam jumlah banyak dia bisa hidup di kaca, kayu, plastik, karton, nah ini dia masih ada atau di feses juga masih ada," kata Lia dalam diskusi Satgas Covid-19, Jumat (19/2/2021).

Dalam slide presentasinya, dijelaskan bahwa Sars-Cov2 bisa bertahan di udara (aerosol) selama 3 jam, tembaga 4 jam, karton 24 jam, stainless steel 2-3 hari, saluran air 3 hari, solid feses (tinja) 3-4 hari, plastik 3 hari, kayu 4 hari, dan kaca 5 hari.

Baca Juga: Update Pasien Covid di Wisma Atlet 19 Februari: 3.474 Bergejala, 440 OTG

Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat khususnya yang tengah menjalani isolasi mandiri untuk sering melakukan disinfeksi di rumah.

"Tentu kita harus melakukan disinfeksi, kita membunuh kumannya, virus ini bisa mati dalam suhu lebih dari 60 derajat celcius, pakai alkohol, atau pakai detergen," tegasnya.

Kemudian, Lia juga meminta masyarakat untuk bijak membuang masker medis sekali pakai dengan cara merusak masker, memotong talinya dan membuangnya di tempat sampah khusus limbah medis.

"Kita desinfektan atau rendam di detergen dulu maskernya, lalu digunting, rusak termasuk talinya, karena tali kita lihat ada burung tersangkut dan segala macam, kalau maskernya sendiri itu supaya kita tidak ada oknum yang bisa menyalahgunakan masker tersebut untuk dijual lagi," tutupnya.

Baca Juga: Ahli Ungkap Kasus Tak Terkontrol Picu Munculnya Varian Baru Virus Corona

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI