Suara.com - Tim Penasihat Hukum mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi, Muhammad Rudjito, mengaku tak keberatan adanya perubahan keterangan saksi Hengky Soenjoto dalam BAP. BAP itu diubah dalam proses penyidikan di KPK.
BAP milik Hengky diubah ketika Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK menghadirkan saksi penyidik KPK Rizka Anung Nata dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2021) malam.
Hengky merupakan kakak penyuap Nurhadi, Direktur PT. Multicon Indrajaya Terminal, Hiendra Soenjoto yang kini menjadi terdakwa. Saat masih proses penyidikan, Rizka yang memeriksa Hengky dalam perkara Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono.
"Untuk dari kami tidak merasa keberatan, apa yang disampaikan oleh saudara Hengky ketika melakukan perubahan itu masuk akal," ucap Rudjito di PN Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2021) malam.
Baca Juga: Dibongkar Penyidik di Sidang, Adik Penyuap Nurhadi Pernah Ubah BAP di KPK
Keterangan Hengky yang diubahnya itu ketika masih menjalani pemeriksaan ketiga.
"Kaitan dengan Chat WhatsApp itu pada Agustus 2017. Kalau itu dikaitkan dengan perkara gugatan yang kedua antara MIT dengan KBN yang diputus pada Desember 2017 itu nggak mungkin, karena apa? di chatting dia sudah minta duit atas suatu perkara yang katanya diurus oleh Rezky yang notabene belum pernah diputus, tapi dia sudah minta di awal," ujar Rudjito.
Meski demikian, Rudjito menganggap bahwa tidak ada kaitan dalam percakapan Hengky dan Hiendra mengenai perkara PT MIT melawan PT KBN.
Dalam keterangan Rizka di sidang, bahwa Hengky pernah mengubah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) miliknya, ketika kasus sang kakak masih disidik KPK.
"Pemeriksaan ketiga yang bersangkutan ada koreksi, saya persilakan untuk mengoreksi. Kemudian yang terbaru saya tuangkan dalam BAP, yang sekarang ada di berkas perkara," ucap Rezka di sidang.
Baca Juga: Kasasi Ditolak, Aulia Kesuma Tetap Dihukum Mati Kasus Bakar Suami dan Anak
Mendengar adanya perubahan BAP milik Hengky, Jaksa KPK Wawan Yunarwanto pun mempertanyakan kepada Rezka keterangan apa saja yang diubah dalam BAP milik Hengky.
"Hal apa yang dikoreksi saksi dalam pemeriksaan ketiga?" tanya jaksa Wawan.
"Yang dikoreksi, pertama, ada typo mungkin dari tulisan Hengky Soenjoto, saya kurang O-nya," jawab Rezka.
Ada juga, kata Rezka, Hengky meminta merubah keterangan terkait perkara kasasi yang di BAP sebelumnya disebutkan PT MIT melawan PT KBN, itu diubah menjadi PT MIT melawan UOB.
"Masalah kasasi, dia bilang itu kasasi terkait MIT lawan UOB," ucap Rezka.
Jaksa pun kembali bertanya kepada Rezka apakah Hengky sempat berdebat dengan penyidik KPK saat meminta keterangannya diubah dalam BAP.
Rezka pun menjawab tidak ada sama sekali. Sebab, menurutnya, itu merupakan hak saksi yang diperiksa apabila ada yang ingin mengubah keterangannya saat menjalani pemeriksaan.
"Perdebatan tidak ada, cuma ketika pemeriksaan ketiga, beliau saksi Hengky Soenjoto akan merubah, ya saya tanyakan, kenapa mengubah, yang bersangkutan bilang, saya yang inget yang ini. Ya saya persilakan," kata dia.
Dalam dakwaan Jaksa KPK, Nurhadi dan Riezky didakwa menerima suap sebesar Rp45,7 miliar dari Dirut PT MIT, Hiendra Soenjoto.
Uang suap diterima Nurhadi itu untuk membantu perusahaan Hiendra melawan PT Kawasan Berikat Nusantara (PT KBN).
Selain suap, Nurhadi juga didakwa menerima uang gratifikasi mencapai Rp37,2 miliar. Uang gratifikasi itu diterima Nurhadi melalui menantunya Rezky dari sejumlah pihak.
Dalam kasus ini, Nurhadi dan Riezky didakwa melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP.