Suara.com - Seorang mantan narapidana bernama Joseph Ligon yang mendekam di dalam penjara selama 68 tahun takjub melihat gedung tinggi ketika ia dibebaskan.
Menyadur New York Post Kamis (18/02), Ligon berusia 15 tahun ketika bergabung dengan kelompok remaja pengacau yang membawanya pada jeruji besi. Mereka merampok dan menewaskan dua orang juga melukai enam lainnya.
Pria buta huruf dan miskin itu mengaku bersalah atas dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama, meskipun dia pernah mengatakan tak terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Ligon yang menerima hukuman seumur hidup pada tahun 1953 dibebaskan pekan lalu, setelah 68 tahun berada dalam penjara. Kini usianya 83 tahun dan ia sangat lega menjadi seorang free man.
Baca Juga: Intip Harta Peninggalan Habibie, Ada Mobil Mewah Antik Hingga Gedung Tinggi
Hukumannya dikurangi menjadi 35 tahun dari seumur hidup pada 2017. Mahkamah Agung memutuskan bahwa hukuman itu kejam dan tidak biasa. Namun tak tertarik dengan pembebasan bersyarat setelah putusan.
Ligon tidak ingin tetap diawasi setelah dia keluar. "Saya suka bebas," katanya kepada Philadelphia Inquirer.
"Dengan pembebasan bersyarat, Anda tidak dapat meninggalkan kota tanpa izin pembebasan bersyarat. Itu bagian dari kebebasan bagiku."
Setelah keluar dari penjara, ia kini takjub melihat perkembangan dunia luar, terutama Philadelphia yang dipenuhi gedung pencakar langit.
Tak pernah terbayangkan olehnya, seperti apa dunia berubah selama berada di balik jeruji besi. "Saya melihat semua gedung tinggi. Ini semuanya baru bagiku. Ini tidak pernah ada sebelumnya."
Baca Juga: Panik saat Gempa di Gedung Tinggi, Rachel Amanda Sembunyi di Kolong Meja