Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat perekonomian ibu kota menurun di akhir tahun 2020. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama, DKI tercatat minus 2,14 persen.
Menanggapi hal ini, Gubernur Anies Baswedan menyalahkan situasi pandemi Covid-19 yang sampai sekarang masih berlangsung. Sebab dengan kondisi sekarang ini, kegiatan transaksi jual beli antar warga menjadi menurun.
Akhirnya roda perekonomian di ibu kota jadi terhambat perputarannya dan menjadikannya kontraksi itu.
"Penyebabnya adalah interaksi berkurang, kegiatan transaksi menurun. Jadi penyebabnya bukan karena salah hitung, bukan karena investasi," ujar Anies di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/2/2021).
Baca Juga: Cara dan Syarat Beli Rumah Subsidi Tahun 2021 saat Pandemi COVID-19
Kendati demikian, Anies menyatakan pihaknya belum mau fokus mengatasi masalah perekonomian. Menurutnya saat ini yang menjadi prioritas adalah penanganan pandemi Covid-19.
"Supaya interaksi bertambah, warganya harus sehat. Mengembalikan kondisi ekonomi harus dimulai mengembalikan kondisi kesehatan," jelasnya.
Mantan Mendikbud itu menjelaskan, perekonomian akan kembali stabil seiring dengan penanganan pandemi. Jika warga sudah bisa beraktifitas seperti biasa, maka kegiatan transaksi akan berangsur-angsur pulih.
"Dengan transaksi berjalan kembali, semua kegiatan yang memberikan nilai tambah bisa berjalan baik, begitu ada nilai tambah maka menghasilkan pertumbuhan ekonomi," jelas Anies.
Kontraksi ekonomi di akhir tahun 2020 atau kuartal IV ini sebenarnya menunjukan tren positif. Sebab pada kuartal III, perekonomian ibu kota minus 3,83 persen.
Baca Juga: Sebut Vaksinasi Bagi yang Mau Saja, Anies: Wong Jumlahnya Terbatas