Sidang Virtual dari Penjara, Jumhur ke Hakim: Saya Kayak di Hutan Belantara

Kamis, 18 Februari 2021 | 14:32 WIB
Sidang Virtual dari Penjara, Jumhur ke Hakim: Saya Kayak di Hutan Belantara
Pentolan KAMI Jumhur Hidayat yang dihadirkan lewat virtual di PN Jaksel. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sidang perkara penyebaran berita bohong atau hoaks atas terdakwa Jumhur Hidayat kembali berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2021). Serupa dengan pekan-pekan sebelumnya, pentolan KAMI itu wajahnya kembali terpampang pada layar yang tergantung di ruang sidang utama.

Jumhur kembali hadir secara virtual dari Rutan Bareskrim Polri, tempat dia menjalani penahanan. Dalam kesempatan kali ini, Jumhur kembali menyampaikan pendapat tentang apa yang menjadi keberatannya.

Kepada majelis hakim, Jumhur menyampaikan pendampingan hukum terhadap dirinya tidak nyata adanya. Sebab, Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) selaku kuasa hukum kesulitan untuk bertemu dengan Jumhur di Rutan Bareskrim Polri.

Jumhur mengaku, sudah dua pekan lamanya tidak berkonsultasi dengan tim kuasa hukum. Tak hanya itu, dia mengatakan tidak diperbolehkan menggunakan alat komukasi selama berada di dalam rutan.

"Saya selama dua minggu tidak bisa konsultasi, telepon tidak boleh, pakai HP tidak boleh, kuasa hukum datang saja tidak boleh," ucap Jumhur.

Pentolan KAMI itu pun menganalogikan jika dirinya seperti berada di hutan belantara yang luas -- tanpa penerangan. Tiba-tiba, dia harus menjalani proses persidangan tanpa tahu harus melakukan tindakan apa.

Selama satu pekan yang lalu majelis hakim telah memberikan waktu bagi Jumhur untuk berkonsultasi. Tapi, perjumpaan tubuh antara dirinya dengan pihak kuasa hukum bagai 'si kerdil merinduka rembulan'.

"Saya ini kayak di hutan belantara, tahu-tahu ikut sidang saja. Bahkan saya hadir ini saja tidak tahu mau ngapain? Saya ini gelap gulita, dan yang mulia kasih waktu saya seminggu konsultasi tapi tidak bisa komunikasi dengan kuasa hukum," jelas dia.

Majelis hakim pun kembali menjawab dengan pertanyaan yang sama: tidak boleh bertemu karena pandemi Covid-19. Dengan enteng, majelis hakim menyarankan agar Jumhur meminjam ponsel milik penyidik untuk dapat melakukan komunikasi.

Baca Juga: Sulit Komunikasi dengan Jumhur karena Online, Pengacara Protes ke Hakim

"Karena memang mungkin prosesnya tidak boleh datang atau ke tempat pertemuan, tapi coba minta ajukan untuk melalui telepon. Jadi hapenya pakai punya penyidik, gimana begitu?" jawab hakim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI