Suara.com - Sebuah hotel dan kasino di Atlantic City, New Jersey, yang pernah dimiliki mantan Presiden Donald Trump dirobohkan pada Rabu pagi waktu setempat.
Menyadur Metro, Kamis (18/2/2021) bangunan terbengkalai bekas kasino yang pernah dimiliki oleh mantan Presiden Donald Trump tersebut diledakkan dengan 3.000 batang dinamit.
Trump Plaza Casino yang terletak di Atlantic City dirobohkan pada Rabu (17/2) pukul 09.00 pagi waktu setempat dan disaksikan banyak orang.
Para tamu yang hadir bersorak dan bertepuk tangan ketika bekas resor Trump dengan kamar 614 itu roboh ke tanah.
Baca Juga: Posting Foto Tak Wajib Pakai Masker, Restoran di AS Ini Tuai Kecaman
Bekas Trump Plaza Hotel and Casino ditutup sejak 2014. Bangunan itu kondisinya sangat rusak dalam beberapa tahun terakhir sehingga temboknya mulai terkelupas.
Pada pukul 09.08 pagi waktu setempat bangunan tersebut telah hancur, meninggalkan tumpukan puing-puing dan asap.
Bernie Dillon, mantan manajer acara kasino tersebut, mengatakan bahwa hotel tersebut dulunya merupakan tempat populer bagi para selebriti.
"Cara kami menempatkan Trump Plaza dan kota Atlantic City di peta untuk seluruh dunia benar-benar luar biasa," buka Dillon dikutip dari NBC News.
"Suatu malam sebelum pertarungan Tyson, saya berhenti dan melihat sekitar empat baris saat tempat itu terisi, dan ada dua orang yang mendekat dan melakukan percakapan pribadi: Jack Nicholson dan Warren Beatty.
Baca Juga: Terlalu Banyak Alasan, Deontay Wilder Dianggap Mirip Donald Trump
"Anda melihat Madonna dan Sean Penn berjalan masuk, Barbra Streisand dan Don Johnson, Muhammad Ali berada di sana, Oprah duduk dengan Donald di pinggir ring," kenang Dillon.
"Itu adalah waktu yang spesial. Saya menyesal melihatnya pergi." ungkap Dillon.
Trump memutuskan hubungan dengan kasino tersebut pada 2009 setelah serangkaian pengajuan kebangkrutan, tetapi namanya terus menghiasi gedung hingga beberapa saat, menurut The New York Times.
Pembongkaran tersebut terjadi kurang dari sebulan sejak Joe Biden dilantik sebagai presiden baru Amerika Serikat setelah mengalahkan Donald Trump.