Suara.com - Anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq meminta masyarakat tidak terlalu euforia dengan kehadiran dai atau penceramah dari kalangan mualaf, semisal Ustaz Yahya Waloni. Terlebih bila gaya penyampaian ceramahnya yang jauh dari nilai keislaman yang damai.
"Perlu masyarakat diedukasi untuk tidak terlalu euforia mengundang mualaf-mualaf itu apalagi kalau mualafnya itu kerjanya cuma mencaci maki, menjelek-jelekan agamanya yang terdahulu, membuat kajian kajian yang aneh-aneh," kata Maman dihubungi Suara.com, Rabu (17/2/2021).
Menurut Maman, lebih baik masyarakat mengundang penceramah dari kalangan ulama yang memang besar dan dari kalangan pesantren. Maman menilai, masih banyak ulama atau dai yang lebih layak diundang mengisi ceramah karena lebih paham ilmu agama.
"Itu saja yang diundang. Jangan keren-kerenan tapi ternyata enggak memiliki nuansa, memalukan sekali," kata Maman.
Baca Juga: Gegara Isi Ceramah, Maman Imanulhaq 'Ceramahi' Ustadz Yahya Waloni
Maman kembali mengingatkan agar masyarakat lebih selektif dalam mengundang dai atau penceramah. Maman ingin masyarakat nantinya dapat benar-benar mengundang penceramah dengan kemampuan ilmu agama, semisal membaca Al Quran dengan fasih, menafsirkan Al Quran dengan fasih serta memiliki kemampuan refrerensi kitab-kitab kuning.
"Dan paling tidak dia punya gak pesantren, dia punya gak majelis yang besar," kata Maman.
"Ini kadang-kadang kita ngundang orang yang baru masuk Islam, lalu dengan gayanya kaya orang baru belajar naik sepeda tubrak kiri tubrak kanan dan itu merugikan kita semuanya. Sekali lagi Islam adalah agama yang penuh dengan nilai kasih sayang," tutur Maman.
Sebelumnya, ceramah kontrovesial yang disampaikak Ustaz Yahya Waloni berbuntut panjang. Kekininan DPR melalui Komisi VIII yang membidangi keagamaan meminta organisasi Islam memberikan pembinaan kepada para mualaf penceramah, seperti Yahya.
Bukan tanpa sebab, permintaan itu mengingat status Yahya sebelum menjadi penceramah, ia merupalan seorang pendeta. Sekarang, setelah memberikan tausiyah, isi ceramah Yahya dianggap jauh dari nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Ustadz Yahya Waloni Pindah Agama, Ganti Nama Anak Silviana Jadi Nur Hidayah
"(Peristiwa ceramah Ustaz Yahya) ini harus juga menjadi peringatan kepada seluruh ormas Islam, baik itu NU, Muhammadiyah, Persis dan juga MUI untuk memberikan pembinaan kepada para mualaf itu. Sehingga tidak terjadi orang yang berbicara atas nama Islam tetapi sebenarnya jauh dari nilai-nilai Islam," kata Maman.
Maman mengatakan pembinaan menjadi ilmu dan ajaran Islam yang mendalam menjadi penting dilakukan kepada para mualaf, terlebih mereka para mualaf yang turut menyampaikan pengalamannya melalui ceramah.
Maman sendiri memaklumi semangat seorang mualaf untuk menyebarkan ajaran Islam, namun disayangkan jika ceramah yang diucapkan mereka justru intoleran, mengandung ujaran kebencian dan dilakukan secara membabi buta.
"Pembinaan ini penting karena rata-rata mualaf itu dengan semangat girah keislamannya akhirnya membabi buta dan tidak memiliki prinsip prinsip dakwah yang toleran, dakwah yang mengajak bukan mengejek, dakwah yang memberikan nuansa kedalaman ilmu-ilmu keislaman. Jadi saya minta juga ormas-ormas itu melakukan pembinaaan," kata Maman.