Suara.com - Banjir yang terjadi Kota Pekalongan, Jawa Tengah, membuat sekitar 1.700-an pengungsi terpaksa meninggalkan rumah mereka. Ribuan pengungsi tersebut tersebar di 19 titik pengungsian yang telah disediakan Pemerintah Provinsi Jateng.
Hari ini, Rabu (17/2/2021), Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meninjau pengungsian di aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. Saat tiba di lokasi, Ganjar langsung disambut ratusan pengungsi yang telah 14 hari berada di sana.
Lokasi gedung yang cukup sempit, sehingga membuat para pengungsi berdesakan. Tidak ada batas-batas penyekat antara satu pengungsi dengan lainnya. Padahal di lokasi itu tak hanya orang dewasa, ada juga balita, lansia dan ibu hamil.
Menurut keterangan Kasi Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Pekalongan, Dimas Arga, total pengungsi di Kota Pekalongan ada 1700-an dan tersebar di 19 lokasi. Sementara yang menempati gedung aula kecamatan Pekalongan Barat ada sekitar 230-an pengungsi.
Baca Juga: Disebut Tak Pernah Salat di Buku Pelajaran, Ganjar Pranowo: Mungkin Kritik
Melihat kondisi itu, Ganjar langsung memanggil Wakil Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid dan Kepala BPBD Pekalongan. Kepada keduanya, Ganjar meminta agar pengungsian disekat-sekat untuk menghindari penularan Covid-19.
"Kalau seperti ini bahaya, pak. Tolong disekat, contohnya seperti pengungsian di Merapi. Itu bagus, disekat-sekat per keluarga, sehingga potensi penularan Covid-19 bisa ditekan," kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga minta pengungsi disebar ke sejumlah titik, mengingat di tempat itu terlalu sesak jumlahnya. Ganjar minta Pemda Pekalongan memanfaatkan gedung-gedung sekolah yang ada untuk pengungsian.
"Tadi sudah sepakat dengan pak wakil wali kota, mudah-mudahan mulai besok sudah disekat-sekat, agar para pengungsi ini harapannya punya satu ruang perkeluarga. Kalau kurang, bisa mencari tempat lain yang terdekat, bisa gedung SD dan lainnya," katanya.
Dengan penyekatan, maka masyarakat diharapkan akan lebih nyaman, termasuk pemenuhan kebutuhan lain seperti selimut, alas tidur bisa dipenuhi. Selain nyaman, hal itu bisa mengurangi potensi penyebaran kasus Covid-19.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Disebut Tak Pernah Salat di Buku Pelajaran Islam
"Apalagi cuaca masih seperti ini, maka kita harus menyiapkan dalam waktu yang lebih. BMKG sudah mengingatkan, puncak musim hujan sampai akhir Februari, meskipun pada Maret sampai April masih terjadi curah hujan. Inilah yang mesti kita respons dengan cepat," tegasnya.
Ganjar juga minta Dinas Kesehatan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pemeriksaan Covid-19. Ia berharap, jika alat pendeteksi Covid-19 dari UGM, GeNose sudah dikirim ke Jateng, maka alat itu bisa dikirim ke tempat-tempat pengungsian seperti ini.
"Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan sudah datang, nanti saya kirim ke sini untuk pengetesan. Begitu semuanya negatif, maka lokasi ini harus dikunci dan semua pendatang dibatasi serta dipastikan sehat," tegasnya.
Disinggung soal penanganan banjir di Pekalongan, Ganjar mengatakan bahwa semua sedang berjalan secara bertahap. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dari hulu sampai hilir untuk mempercepat persoalan ini.
"Kami bagi tugas. Khusus Kota Pekalongan, kita sudah buat desainnya, semua harus konsentrasi bareng-bareng. Pak wali menata saluran air di kotanya, saya menata sungai dan tanggul laut. Saya sudah bicara dengan Kementerian PUPR, itu terus berjalan. Beberapa kontrak pekerjaan fisik juga masih terus dilakukan, akan saya pantau dan kawal terus agar progresnya bisa cepat," pungkasnya.
Salah satu pengungsi, Anik (26) sepakat dengan usulan Ganjar agar lokasi pengungsian disekat, sebab kondisi saat ini memang mengkhawatirkan.
"Ya takut tertular Covid-19, kalau seperti ini. Apalagi saya bawa anak kecil. Tapi mau gimana lagi, cuma disini tempatnya," katanya.
Anik berharap, tempat pengungsian itu disekat dan dibatasi jumlahnya. Hal itu agar para pengungsi lebih aman dan nyaman.
Ia juga berharap, para pengungsi diperiksa rapid antigen atau swab, sebab selama mengungsi 14 hari, belum ada pemeriksaan itu.
"Hanya diperiksa kesehatannya saja, tidak ada pemeriksaan khusus Covid-19. Harapannya diperiksa, jadi semuanya bisa aman," pungkasnya.
Selain mengecek pengungsi, Ganjar juga mengecek lokasi banjir di Desa Pasir Kraton Kramat. Dengan berjalan kaki, Ganjar menyusuri gang dengan ketinggian air sampai sepusar orang dewasa.
Ganjar juga menyempatkan diri menengok dapur umum yang ada di dekat lokasi bencana.