Muncul Klaster Penjara dan Panti Sosial, Begini Reaksi Satgas Covid-19

Rabu, 17 Februari 2021 | 07:44 WIB
Muncul Klaster Penjara dan Panti Sosial, Begini Reaksi Satgas Covid-19
Wiku Adisasmito [BNPB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 angkat bicara terkait beberapa klaster penularan yang muncul di sejumlah panti sosial dan lembaga pemasyarakatan atau penjara.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, lansia di panti jompo, anak-anak di panti sosial dan narapidana di penjara memang beresiko terpapar karena sulit jaga jarak meski mobilitasnya terbatas.

"Pada populasi binaan seperti ini, umumnya tinggal di ruangan yang terbatas atau tertutup. Karenanya saat ada kasus aktif di sekitar mereka, maka dengan mudahnya virus dapat menyebar dari orang ke orang dan akan menimbulkan klaster," kata Wiku dalam keterangannya, Rabu (17/2/2021).

Untuk itu, Wiku mengajak masyarakat saling bergotong royong khususnya posko setempat yaitu aparat desa dan mitra desa seperti satlinmas, babinsa, babinkamtibmas dan tokoh masyarakat untuk melakukan upaya antisipatif memprioritaskan populasi rentan.

Baca Juga: Tak Cuma Nakes, Pemprov Banten Juga Anggarkan Dana Intensif Satgas Covid-19

Jika ditemukan kasus positif, maka perlu dilakukan adanya penyesuaian skenario pengendalian berdasarkan kondisi yang ada, yaitu menyesuaikan status zonasi RT/RW setempat.

"Kita tentunya berharap bahwa usaha kita untuk melaksanakan intervensi yang spesifik dan semakin dekat dengan hulu atau sumber penularan, akan semakin mempercepat upaya pendeteksian dini dan upaya pencegahan kasus sehingga klaster baru dapat dicegah," ucapnya.

Diketahui, Populasi seperti ini dinyatakan rentan oleh World Health Organization (WHO) akibat situasi khusus tertentu.

Populasi lain yang juga dinyatakan rentan seperti warga lanjut usia (lansia), penderita komorbid, perempuan, wanita hamil, pekerja sektor informal, anak-anak bahkan orang-orang yang harus menjalani pengobatan rutin seperti penyandang disabilitas dan penderita HIV positif.

Terdapat beberapa penyebab kerentanan suatu populasi untuk terpapar Covid-19. Pertama, kerentanan akan semakin meningkat apabila tinggal di tempat berdesakan dan tidak layak. Kedua, akses yang rendah terhadap air bersih dan lingkungan yang sehat.

Ketiga, ketergantungan tinggi terhadap upah harian sehingga diharuskan memiliki mobilitas yang tinggi. Keempat, akses rendah terhadap pelayanan kesehatan. Kelima, kerentanan bahan pangan dan malnutrisi. Keenam, berada pada lingkungan konflik bersenjata dan kekerasan. Dan ketujuh, bagian dari komunitas marjinal dan minoritas.

Baca Juga: Vaksinasi Tahap II untuk Lansia dan Pelayan Publik Ditarget Rampung Mei

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI