Longsor di Desa Ngetos, Cerita Penyintas Minta Tolong Saat Gelap Gulita

Siswanto Suara.Com
Selasa, 16 Februari 2021 | 17:29 WIB
Longsor di Desa Ngetos, Cerita Penyintas Minta Tolong Saat Gelap Gulita
Tim SAR mengevakuasi jenazah korban tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Minggu (14/2/2021), malam, Sugi Mike Wati dan keluarganya sedang khusyuk berdoa ketika terdengar suara mirip mobil sedang digas sekencang-kencangnya. Selesai berdoa dan melihat ke luar rumah, barulah Mike tersadar tanah dan batu dari tebing bagian atas menabrak rumahnya.

Mike segera memberitahu seluruh anggota keluarga yang terdiri dari ibu, suami, dan anak balita. Tapi terlambat, longsor susulan datang menerjang.

Tanah dan batu merubuhkan rumah mereka. Lampu penerangan mati total.

Meski selamat dari maut, mereka menderita luka-luka. Mike terluka di bagian pelipis mata kanan, tangan, dan kaki.

Baca Juga: Sedih! Si Kembar Selamat, Tapi Ayah-Ibu Tertimbun Longsor di Nganjuk

Di tengah kegelapan, mereka merangkak ke luar dari rumah.

“Saya teriak-teriak terus, suami juga teriak. Akhirnya ditolong warga. Pak RT dan warga,” kata Mike, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dalam laporan Beritajatim

Bantuan datang beberapa waktu kemudian. Keluarga Mike, juga warga korban longsor lainnya, dievakuasi ke rumah kepala desa.

Naas bagi sejumlah warga yang tak bisa cepat menyelamatkan diri, mereka tertimbun matrial -- sampai keesokan harinya.

Operasi tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap mereka yang tertimbun.

Baca Juga: Benarkah Penyintas Covid-19 Cukup Dapat Satu Dosis Vaksin?

Dalam operasi pencarian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengerahkan lima armada alat berat.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sebanyak 54 kepala keluarga atau 175 jiwa terdampak, sedangkan 156 jiwa mengungsi ke berbagai tempat, seperti rumah kepala desa, SD Negeri 3 Ngetos, dan kerabat dekat.

Longsor mengakibatkan kerusakan bangunan, di antaranya delapan unit rumah mengalami rusak berat.

BPBD Kabupaten Nganjuk bersama unsur terkait juga mengoperasikan dapur umum dan pelayanan di pos pengungsian.

Penanganan darurat memperhatikan keamanan responder, khususnya para sukarelawan. Pihak berwenang melakukan pengecekan di pintu masuk wilayah terdampak. Salah satunya untuk menghindari dampak potensi longsor susulan maupun penerapan protokol kesehatan dalam penanganan darurat. Kondisi di lapangan terpantau hujan dengan intensitas ringan.

Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat memastikan pemerintah menanggung semua kebutuhan para pengungsi.

“Semuanya akan dicukupi oleh pemerintah daerah. Alhamdulillah sudah ada dapur umum, nanti juga akan ada puskesmas dan rumah sakit darurat dari Bhayangkara,” kata Novi usai mengevakuasi para pengungsi ke SD Negeri 3 Ngetos.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI