Surplus Neraca Dagang Bakal Jadi Penyumbang Positif Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 16 Februari 2021 | 00:05 WIB
Surplus Neraca Dagang Bakal Jadi Penyumbang Positif Pertumbuhan Ekonomi
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (5/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deputi III Kepala Staf Presiden, Panutan S. Sulendrakusuma, mengatakan surplus neraca perdagangan per Januari 2021 sebesar USD 2,0 miliar. Catatan ini membuat pemerintah semakin yakin pertumbuhan ekonomi tahun 2021 membaik.

"Surplus neraca dagang ini diperkirakan menyumbang positif pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021. Catatan tersebut juga menunjukkan bagaimana kerja keras Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi selama masa pandemi Covid-19," ujar Panutan, Senin (15/2/2021).

Panutan menuturkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca dagang terdorong naiknya nilai ekspor.

Sepanjang Januari 2021, kata dia, nilai ekspor Indonesia tumbuh 12,2 persen secara year on year (yoy) atau menjadi USD15,3 miliar.

Baca Juga: Mengatasi Kelelahan Mental dan Fisik Akibat Pandemi

Menurut Panutan, peningkatan nilai ekspor tersebut cukup tinggi di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara-negara.

Panutan menambahkan, peningkatan ekspor non migas sebesar 12,5 persen sepanjang Januari 2021 menjadi penyubang terbesar surplus neraca perdangangan. Selain kontribusi dari sektor minyak dan gas yang juga meningkat 8,3 persen yoy.

"Terutama dari kelompok komoditi nonmigas, seperti pertanian, pertambangan, dan industri dengan kenaikan berturut-turut sebesar 13,9 persen, 16,9 persen, dan 11,7 persen yoy," jelas Panutan.

Kemudian untuk nilai impor Januari 2021 mencapai USD13,3 miliar, atau terkoreksi 6,5 persen yoy.

Ia menjelaskan, impor migas dan nonmigas turun berturut-turut 21,9 persen dan 4,0 persen yoy.

Baca Juga: Keluarga Pemulung di Tangsel: Lebih Takut Kelaparan Daripada Kena Covid-19

"Dari kelompok barang, penurunan terjadi pada barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal berturut-turut turun sebesar 2,9 persen, 6,1 persen, dan 10,7 persen yoy," katanya.

Sebelumnya Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan surplus neraca dagang pada Januari 2021 lebih bagus dari Januari 2020 dan Januari 2019. Pada Januari 2020 neraca dagang mengalami defisit US$640 juta dan pada Januari 2019 defisit US$980 juta.

"Sehingga memberi harapan pada pemulihan ekonomi," papar Suhariyanto saat rilis data neraca perdagangan periode Januari 2021.

Suhariyanto juga menambahkan, catatan surplus neraca dagang Januari 2021 menimbulkan harapan bahwa ekspor di bulan-bulan ke depan akan terus tumbuh dan pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan harapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI