Suara.com - Temuan "jalan super cepat" di angkasa luar, akan memungkinkan peluncuran pesawat ulang alik ke sistem Tata Surya dengan kecepatan yang belum pernah dibayangkan sebelumnya, menurut para ilmuwan.
Dari penelitian para ilmuwan di Universitas California, San Diego, Amerika Serikat terungkap bahwa dengan jalan super cepat ini, asteroid dapat menempuh perjalanan dari Jupiter ke Neptunus dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Perhitungan para ilmuwan terkait benda-benda ruang angkasa menunjukkan, satu objek dapat berjalan melalui jalan super cepat selama satu abad dan menempuh perjalanan 15.000 juta kilometer, atau jarak antara Bumi dan Matahari sebanyak 100 kali.
Para peneliti dari University of California, San Diego, meneliti orbit jutaan objek di sistem Tata Surya dan menghitung bagaimana benda-benda ini saling terkait dan berinteraksi.
Baca Juga: Cina Kirim Pesawat ke Bulan untuk Kumpulkan Batu dan Dibawa ke Bumi
- Misteri sinyal dari Proxima Centauri, 'bintang terdekat dari Matahari'
- Mungkinkah kita membangun 'museum' di ruang angkasa?
- NASA ungkap bukti temuan air di bulan, apa artinya bagi eksplorasi ruang angkasa di masa mendatang?
Jalan super cepat ini memungkinkan objek-objek bergerak di ruang angkasa jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Misalnya antara Jupiter dan Neptunus memakan waktu di bawah 10 tahun.
Badan-badan ruang angkasa seperti NASA, pada suatu saat nanti dapat menggunakan jalan super cepat ini untuk mempercepat perjalanan dari Bumi ke bagian jauh dari Sistem Tata Surya. Namun sejauh ini para ilmuwan belum dapat memastikan berapa cepat perjalanan ini.
"Sederhananya begini, jalan-jalan super cepat ini sepenuhnya diproduksi oleh planet-planet," kata Aaron Rosengren, profesor dari Departemen Mekanik dan Teknik Penerbangan University of California, San Diego.
"Asteroid, komet dan lain-lain termasuk benda ruang angkasa yang melintas, tapi tidak memproduksi 'jalan cepat mereka sendiri," kata salah seorang peneliti kajian jalan super cepat ini.
"Jupiter, sebagai planet terbesar, berperan dalam terbentuknya sebagian besar struktur yang kami temukan, tapi setiap planet membentuk 'lengkungan-lengkungan' serupa dan semua struktur ini dapat berinteraksi dan menciptakan rute yang cukup rumit, sebagai rute transportasi," tambahnya.
Baca Juga: Pesawat Ruang Angkasa China akan Ambil Sampel Batu dari Bulan
Koridor tersembunyi yang "menakjubkan"
Dengan menggunakan simulasi komputer dan menganalisa jutaan orbit di Tata Surya, para pakar melihat adanya lengkungan-lengkungan yang terbentuk di setiap planet, dan membentuk apa yang mereka sebut "kolektor ruang angkasa."
Lengkungan dan kolektor ini terjadi akibat gravitasi antara dua objek yang tengah mengorbit.
Melalui cara ini, "koridor gravitasi" terbentuk, seperti yang dikatakan Shane Ross, pakar ruang angkasa di Universitas Virginia Tech dalam artikel di portal astronomi Live Science.
Video di bawah ini menunjukkan simulasi bagaimana lengkungan terbentuk dalam periode 120 tahun.
https://www.youtube.com/watch?v=SlX53ETNx_o
Walaupun tak terlihat, simulasi komputer menunjukkan bagaimana pantulan partikel-partikel yang mendekati planet seperti Jupiter, Uranus atau Neputus terpengaruh saat memasuki rangkaian kolektor ruang angkasa.
Selain itu, menurut para pakar, setiap planet dapat membentuk "sirkuit jalan super cepat" namun baru kali ini mereka temukan bahwa rute-rute ini saling terkait dengan jalan-jalan yang terbentuk dari planet-planet lain. Dari sinilah terbentuk jaringan jalan super cepat yang lebih rumit.
"Menakjubkan untuk melihat bagaimana lengkungan-lengkungan yang terbentuk dari Jupiter menyebar di sistem Tata Surya," kata Rosengren kepada Live Science.
Langkah berikutnya
Memahami bagaimana jaringan jalan super cepat ini bekerja, termasuk meneliti mana saja yang dekat dengan Bumi, dapat menjadi kunci untuk mepersingkat perjalanan di ruang angkasa.
Seperti yang dijelaskan oleh para ilmuwan yang meneliti jalan super cepat ini, temuan ini juga dapat berguna untuk memonitor objek-objek yang mungkin bisa bertabrakan dengan Bumi serta mengawasi jumlah satelit-satelit yang mengambang antara Bumi dan Bulan.