Din Syamsuddin Dicap Radikal, Natalius Pigai Beri Komentar Menohok

Senin, 15 Februari 2021 | 07:05 WIB
Din Syamsuddin Dicap Radikal, Natalius Pigai Beri Komentar Menohok
Natalius Pigai di Tayangan dalam Kanal YouTube Refly Harun (YouTube/ReflyHarun).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai ikut memberi komentar atas tudingan yang menyebut Din Syamsuddin adalah tokoh radikal.

Natalius Pigai mengaku tidak sepakat dengan tuduhan tersebut lantaran dia mengenal betul sosok Din Syamsuddin.

Hal itu Natalius Pigai ungkap lewat jejaring Twitter miliknya, @nataliuspigai2 pada Minggu (14/2/2021).

Natalius Pigai mengatakan, Din Syamsuddin bukan tokoh radikal. Justru sebaliknya, menurut dia, tokoh muslim tersebut dikenal toleran dan moderat.

Baca Juga: Singgung Balik Perihal Kritik, Mahfud MD: Keluarga Pak JK Juga Lapor Polisi

"Saya sangat kenal Prof Dr. Dien Syamsudin. Beliau tokoh yang toleran, egaliter, nasionalis, dan intelektual Islam yang moderat," tulis Natalius Pigai seperti dikutip Suara.com.

Soal Din Syamsuddin dicap radikal, menurut Natalius Pigai pihak penuduh bertujuan untuk membenamkan ketajaman asa semata.

Apalagi kata dia, Din Syamsuddin dikenal pula sebagai sosok yang mengawal kebhinekaan dan Pancasila.

"Jika ada yang menuduh Prof Din sebagai radikal maka tujuannya hanya untuk membenamkan ketajaman asa dan karakter Din Syamsuddin sebagai pengawal kebhinekaan dan Pancasila," tandas Natalius Pigai.

Natalius Pigai soal Din Syamsuddin dicap radikal (Twitter).
Natalius Pigai soal Din Syamsuddin dicap radikal (Twitter).

Sebelumnya, Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) melaporkan Din Syamsuddin ke KASN atas dugaan pelanggaran kode etik terkait isu radikalisme. Din dilaporkan dalam kapasitas sebagai dosen UIN Syarif Hidayatullah.

Baca Juga: Akun Twitter Resmi Pejabat Pemerintah Indonesia Punya Label Khusus

Daulay mengatakan berdasarkan informasi yang dia kumpulkan, pihak yang melaporkan Din merupakan kelompok kecil yang mengatasnamakan ITB.

Menurut dia, masih banyak pendukung Din di ITB, mulai dari alumni, mahasiswa, hingga dosen. Mereka, kata dia, masih menaruh rasa hormat dan simpati kepada tokoh Muhammadiyah itu.

"Oleh karena itu, saya mendorong agar pelaporan dan labelisasi radikal kepada Prof Din Syamsuddin segera dicabut. Banyak orang yang tersinggung. Tidak hanya Pak Din, tetapi juga banyak kalangan dari berbagai latar belakang. Lebih baik kita fokus merajut kohesivitas dalam menangani pandemi ini. Kita hindari segala hal yang memancing kegaduhan," ucap Daulay.

Meski begitu, pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD mengaku tidak akan memproses pelaporan tersebut.

Apalagi menurut Mahfud MD, Din Syamsuddin adalah orang yang kritis, tidak tepat disebut radikalis.

"Pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme. Pak Din itu pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung oleh pemerintah," ujar Mahfud MD lewat jejaring Twitter miliknya, Sabtu (13/2/2021).

"Dia juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah 'Darul Ahdi Wassyahadah'. Beliu kritis, bukan radikalis," imbuhnya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI