Konflik Keraton Solo, Gusti Moeng: Kami Ingin Menyelamatkan Sinuhun

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 13 Februari 2021 | 18:35 WIB
Konflik Keraton Solo, Gusti Moeng: Kami Ingin Menyelamatkan Sinuhun
Warga berebut gunungan pada perayaan Grebeg Sekaten 2019 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/11). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - “Kami ingin menyelamatkan Sinuhun, yang lain kami tidak peduli karena bukan siapa-siapa. Yang bukan siapa-siapa ojo melu omongan [jangan ikut bicara]. Membuat runyam keadaan, ini saatnya menyelamatkan Keraton Solo apapun caranya. Semoga pandemi segera selesai, dan kembali masuk bekerja,” kata Gusti Kanjeng Ratu Wandansari Koes Moertiyah atau biasa disapa Gusti Moeng, Sabtu (13/2/2021).

Gusti Moeng berharap semua bersedia mengakhiri konflik yang terjadi di dalam keluarga Keraton Kasunanan Solo (Keraton Solo).

Keraton Solo merupakan warisan dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat dan bukti tapak sejarah peradaban bangsa dan itu sebabnya harus diselamatkan, kata Gusti Moeng.

Gusti Moeng berharap penyelesaian konflik yang terjadi sejak 2004 di Keraton Solo dapat dilakukan keluarga dengan damai.

Sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat, dia mengajak semua pihak seperti sentono dalem, budayawan, dan masyarakat untuk mencintai Keraton Solo.

“Kepada Keluarga besar Dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat diimbau untuk tetap kompak bersatu bergotong royong sesuai kemampuan dan kapasitasnya untuk menyelamatkan Karaton Surakarta Hadiningrat bersama-sama pemerintah Indonesia, para pecinta dan pemerhati budaya, juga segenap abdidalem maupun kawuladalem di dalam dan luar negeri,” kata Gusti Moeng dalam laporan Solopos.com.

Pesan tersebut disampaikan setelah dia bersama Gusti Timoer Rumbai, serta dua orang abdi dalem penari dan seorang sentono dikurung di Keraton Solo sejak Kamis (11/2/2021) yang membuat konflik kembali memanas.

Mereka mengaku dikurung tanpa diberi logistik maupun listrik hingga terpaksa makan dedaunan serta tidur beralas tikar.

Belakangan, kegaduhan mereda setelah lima orang tersebut berhasil keluar pada Sabtu siang sekitar pukul 14.50 WIB.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Bisa Redam Geger Keluarga Keraton Solo

Perlu Peran Jokowi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI