Suara.com - Banyak orang menyangkal adanya pemanasan global. Mereka mengklaim musim dingin ekstrem di Eropa menunjukkan emisi karbon tidak membuat bumi lebih hangat. Namun, para ahli membantah tegas klaim tersebut.
Ketika suhu di Jerman anjlok hingga minus dua digit dan salju tebal menutup beberapa tempat di negara itu, orang-orang yang menyangkal perubahan iklim, menggunakan menggunakan media sosial untuk menyatakan bahwa pemanasan global adalah kebohongan.
Klaim mereka - yang telah berulang kali dibantah oleh para pakar iklim - adalah bahwa cuaca yang sangat dingin menunjukkan emisi karbon dioksida tidak menyebabkan bumi lebih hangat.
Tetapi faktanya, efek pemanasan global bahkan mungkin telah mendukung terjadinya suhu yang sangat dingin ini.
Mengapa bisa sangat dingin? Suhu di bawah nol pekan lalu dan hujan salju lebat menunjukkan fenomena ini lebih dari sekadar musim dingin.
Mereka terjadi karena adanya polar vortex atau 'pusaran kutub' di Kutub Utara.
Polar vortex adalah fenomena aliran udara dingin bertekanan rendah menyerupai siklon yang terus berputar pada lapisan stratosfer yang biasanya ditemukan di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Aliran udara tersebut berhubungan erat dengan fenomena jet stream, sebuah gelombang angin kencang di ketinggian sekitar 10 kilometer di atas tanah.
Di bagian depan kutub, jet stream berada di antara udara hangat dari daerah tropis dan subtropis, dengan udara dingin dari kutub.
Baca Juga: Gletser di Himalaya Ancam Nyawa Ratusan Orang, Dampak Pemanasan Global?
Tekanan ekstrem yang terbentuk di daerah transisi di lapisan bawah ini kadang disebut dalam laporan cuaca sebagai Icelandic low atau Azores high.