Suara.com - South China Morning Post mengunggah kejadian menarik dalam channel Youtube resmi mereka pada Rabu (10/02). Sebuah rekaman menunjukkan polisi Myanmar berusaha melindungi pendemo kudeta dari serangan meriam air yang dilakukan rekannya.
Awalnya pendemo kudeta militer itu berhadapan dengan polisi dan mereka meneriakkan yel-yel sambil bersorak. Petugas lantas menembakkan meriam air pada mereka yang disambut dengan teriakan.
Pendemo tampak tak kapok dan mereka melanjutkan aksinya tepat di depan barisan polisi. Mereka bertepuk tangan ambil bersorak yang dibalas dengan semprotan meriam air berikutnya.
Tak lama, seorang orang polisi maju berusaha melindungi pendemo dari meriam air dengan perisai yang ia bawa. Aksi ini diikuti oleh dua polisi lainnya dan mereka melakukan hal yang sama.
Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar, Warga Asing Juga Ikut Ditangkap
Dengan cepat, tiga polisi itu bergabung dalam kerumunan pendemo dan mereka mengangkat perisai untuk pertahanan.
Seorang petugas maju untuk menarik kembali tiga rekannya, namun gagal karena para pendemo melindungi polisi itu dengan cara memeluknya.
Video berdurasi 2 menit ini sudah ditonton 37 ribu kali dan disukai oleh 173 orang. Identitas tiga polisi tersebut belum diketahui.
Militer Myanmar melakukan kudeta pada hari Senin (1/2/2021) dan seluruh otoritas pemerintahan diberikan kepada komandan tertinggi dan keadaan darurat telah diumumkan.
Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi bersama sejumlah tokoh Partai National League of Democracy (NLD) ditahan setelah militer merebut kekuasaan dengan paksa melalui kudeta.
Baca Juga: Protes Anti Kudeta di Myanmar Memasuki Hari Kelima, Seorang Wanita Ditembak
Tidak hanya Aung San Suu Kyi, Presiden Myanmar Win Myint juga turut ditangkap oleh militer Myanmar.