"Berhenti dulu jadi manusia baru boleh menyalahkan," tegasnya menambahkan.
Lebih lanjut, Teddy Gusnaidi mengatakan, orang yang melakukan kritik belum tentu paling benar. Pasalnya, menurut dia ada pula orang yang melempar kritik dengan tujuan untuk menyanggah kritikan orang lain.
"Ketika tidak bisa menerima kritikan atas kritik dan tidak mampu meyanggah kritikan atas kritikannya, akhirnya frustasi, tidak terima salah, lalu menyalahkan pihak lain," tutur Teddy Gusnaidi.
Teddy Gusnaidi kemudian menegaskan bahwa kritik tidak sama dengan menghina. Oleh sebab itu, menurut dia apabila merasa dihina, tempat yang pas untuk megadu adalah kepolisian.
"Bukan merengek dan menyalahkan buzzer, yang dimana yang merengek itu adalah para buzzer itu sendiri. Proses hukum saja jika itu dianggap bagian dari tindak pidana," tegas Teddy Gusnaidi.
"Kalau benar ada fitnah ya laporkan saja," tandasnya.
Teddy Gusnaidi sendiri mengaku tidak akan mengambil pilihan mempidanakan para pembenci. Namun untuk pengkritik, dia berkata akan membalasnya dengan argumentasi berdasarkan data dan fakta.
Terakhir, politisi PKPI itu menyindir orang yang merengek ke pemerintah saat menghadapi kritikan.
"Dari sekarang kita lihat, yang merengek-rengek ke pemerintah ketika menghadapi kritikan atas kritikannya, itu adalah orang-orang yang anti terhadap kebebasan berpendapat di negeri ini. Hapus mereka dari list calon pimpinan negara," pungkas dia.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Tak Punya Buzzer, Jubir Istana: Kami Gunakan Influencer