Bilang Akan Mengkritik Hati-hati, Rocky Gerung Beri Jokowi Sindiran Telak

Kamis, 11 Februari 2021 | 17:08 WIB
Bilang Akan Mengkritik Hati-hati, Rocky Gerung Beri Jokowi Sindiran Telak
Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, 6 Desember 2020 / [Foto: Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi belum lama ini meminta agar masyarakat lebih aktif menyampaikan kritikan bagi pemerintah. Pernyataan itu menuai sorotan dari berbagai kalangan, salah satunya pengamat politik Rocky Gerung.

Rocky Gerung 'mengultimatum' Jokowi dengan berbagai sindiran telak. Bahkan, dia sempat menyebut Jokowi sedang memainkan permainan dua muka alias palsu.

Lewat video berjudul "Presiden Minta Dikritik. Waspada Jebakan Betmen Mahfud MD" yang tayang di saluran YouTube Rocky Gerung Official, dia mengaku akan lebih berhati-hati dalam mengkritik.

Namun, pernyataan itu disertai kalimat menohok yang diduga kuat menyinggung sosok Presiden Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Minta Dikritik, Rocky Gerung Menertawakan Istana: Itu Paradoks!

Pembicaraan soal itu bermula ketika Hersubeno Arief selaku rekan diskusi menyebut celotehan yang banyak berkembang di media sosial yakni 'di sini ada kebebasan berbicara, tetapi tidak ada kebebasan setelah berbicara'.

Rocky Gerung soal Jokowi minta dikritik (YouTube/RockyGerungOfficial).
Rocky Gerung soal Jokowi minta dikritik (YouTube/RockyGerungOfficial).

Hal itu ditimpali oleh Rocky Gerung yang menyebut seharusnya Jokowi tersinggung karena banyak disalahartikan.

"Bayangkan presiden baca meme itu seharusnya dia tersinggung karena dia disalahmengertikan. Mestinya ada penjelasan dari istana begini-begini. Tapi apapun keterangan istana lu ngomong gue (publik) ngegeleng, lu ngoceh gue tutup kuping," kata Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com, Kamis (11/2/2021).

Hersubeno Arief melanjutkan dengan mengatakan kondisi semacam ini berbahaya. Dia menuturkan, seharusnya pemerintah segera memulihkan kepercayaan publik.

"Saya kira ini bahaya, pemerintah harus memulihkan kepercayaan publik," ujar dia.

Baca Juga: Roy Suryo Bandingkan Era Jokowi dengan Orde Lama hingga Reformasi: OrBuzz?

"Gimana caranya memulihkan trust sementara diantara mereka gak ada saling percaya. Saya anggap sekarang sudah memasuki era keadaan menteri A gak percaya menteri B. Saling tidak percaya justru ada di dalam kabinet," potong Rocky Gerung.

Pengamat politik itu lalu melanjutkan dengan menyinggung pemerintah yang menurutnya kerap menghasilkan keputusan saat tengah malam.

Tak lupa pula dia menyinggung keberadaan buzzer yang terkesan tidak ada gunanya.

"Publik sudah tidak percaya karena keputusan diputuskan tengah malam. Percuma istana menyewa buzzer kalau dia gak paham piskologi publik. Harusnya istana sewa orang sewa orang menyusup ke publik uti mendengar," tukas Rocky Gerung.

Hal itu dilanjutkan Hersubeno Arief dengan menghimbau bagaimana kalau kedepan pihaknya akan mengkritik dengan lebih halus.

Ajakan tersebut direspons Rocky Gerung dengan mengeluarkan sepotong pernyataan menohok.

"Mulai sekarang saya hati-hati karena saya tahu yang saya hadapi adalah orang yang gak mampu berbicara sehingga dia berbicara dengan kekuasaan. Nah itu yang berbahaya," tandas Rocky Gerung.

Rocky Gerung kemudian tertawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI