Jokowi Minta Dikritik, Rocky Gerung Menertawakan Istana: Itu Paradoks!

Kamis, 11 Februari 2021 | 16:33 WIB
Jokowi Minta Dikritik, Rocky Gerung Menertawakan Istana: Itu Paradoks!
Joko Widodo (Twitter/@jokowi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar masyarakat lebih aktif mengkritik pemerintah. Dia membenturkannya dengan kabar keinginan Menkopolhukam Mahfud MD terkait pengaktifan polisi siber.

Rocky Gerung mengatakan, pernyataan tersebut disambut masyarakat gembira karena lucu. Tak pelak, kata dia, hiburan yang paling memungkinkan akal sehat ialah dengan menertawakan istana.

Komentar menohok Rocky Gerung tersebut disampaikan lewat video berjudul "Presiden Minta Dikritik. Waspada Jebakan Betmen Mahfud MD" yang tayang dalam saluran YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (11/2/2021).

"Ternyata masih berlanjut soal kritik mengkritik permintaan Jokowi karena diperkuat Seskab Pramono Anung yang meminta kritik lebih pedas, tapi lucunya diplesetkan publik, kripik pedas atau kripik gurih," kata Hersubeno Arief mengawali pembicaraan seperti dikutip Suara.com.

Baca Juga: Alissa Wahid: WO Aisha Weddings Dilatari Pemahaman Agama yang Sempit

Pernyataan Hersubeno Arief ditimpali Rocky Gerung dengan tertawa dan mengungkit opini publik sebagaimana dia lihat.

Rocky Gerung soal Jokowi minta dikritik (YouTube/RockyGerungOfficial).
Rocky Gerung soal Jokowi minta dikritik (YouTube/RockyGerungOfficial).

"Itu permintaan Presiden Jokowi yang diteruksan Mahfud MD, Pramono Anung, disambut gembira masyarakat sipil karena lucu. Ini hiburan yang paling memungkinkan akal sehat adalah dengan menertawakan istana," balas Rocky Gerung.

"Cara paling elegan untuk menghormati badut adalah menertawakannya. Kalau badut gak ditertawakan itu artinya kita gak paham tentang perbadutan. Ini begitu juga permintaan istana, ditertawakan netizen, dibuat meme, karena cuma itu cara menghargai," sambungnya.

Rocky Gerung kemudian mengungkit polisi siber yang disebut-sebut akan dikerahkan pada 2021.

Kata dia, gagasan polisi siber bertentangan dengan pernyataan Presiden Jokowi baru-baru ini yang meminta agar mendapatkan kritikan. Sampai-sampai, Rocky Gerung dengan tegas menyebutnya paradoks dari pemaksaan.

Baca Juga: Ragukan Komnas HAM Usut Kematian Ustadz Maaher, Rocky: Ditekan Penguasa?

"Itulah yang disebut pradaoks dari pemaksaan. Dia (pemerintah) lupa, dia pernah mengancam sekarang membujuk supaya jangan takut punya kritik. Batalin dulu polisi siber," tegas Rocky Gerung.

"Pak Mahfud MD dan teman-temannya selalu bikin gaduh sebetulnya karena akhirnya orang memverifikasi apa yang dinginkan istana melalui jejak digital. Harusnya Pak Mahfud MD bisikin presiden, bos ini gue ngomong tentang polisi siber sekarang lo berupaya minta kritik," imbuh dia.

Permainan Dua Muka

Sebelumnya, Rocky Gerung juga sempat membahas soal Jokowi minta dikritik. Kata dia, Jokowi mampu menyembunyikan dendam dengan baik melalui kata-kata "kritik kami".

Bahkan, menurut Rocky Gerung, pernyataan Jokowi soal minta warga mengkritik sejatinya permainan dua muka.

"Padahal dendamnya itu dia delegasikan pada buzzer dan tokoh-tokoh yang membenci oposisi. Ini permainan dua muka yang berbahaya, sinyalnya bisa palsu. Ngapain presiden bersembunyi di balik kebohongan komunikasi publik," terang Rocky Gerung.

"Saya menganggap orang-orang di belakang statement bikin evalusasi dan sodorkan 2 kalimat. Begitu pidato, catatannya 'kami tidak antikritik'. Padahal presiden betul belum siap dengan psikologinya karena pas dia bilang gitu pada ketawa," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI