Suara.com - Seorang pengguna media sosial Twitter menganalisis konten promosi pernikahan anak oleh Aisha Weddings sengaja dibuat untuk menggiring isu.
Meski demikian, Ketua Pengurus Asosiasi LBH APIK Nursyahbani Katjasungkana tidak lantas mempercayainya. Nursyahbani mengetahui ada seorang pengguna Twitter dengan nama akun @representatif yang menginvestigasi soal sosok pembuat konten Aisha Wedding.
Nuryahbani justru mencurigai kalau Aisha Weddings menjadi salah satu dari bagian jaringan perdagangan dan eksploitasi anak perempuan.
"Saya ingin menegaskan saya tidak percaya itu adalah upaya untuk penggirian atau pengalihan isu atau ada di Twitter yang dibahas," kata Nursyahbani pada diskusi daring yang digelar oleh Gerakan Masyarakat Sipil Untuk Penghapusan Perkawinan Anak, Kamis (11/2/2021).
Baca Juga: Viral Aisha Weddings Promo Nikah Anak 12 Tahun, Misinya Dianggap Berhasil
Nursyahbani tidak menampik ada pemikiran publik kalau konten Aisha Weddings direncanakan untuk menggiring sebuah opini. Tetapi menurutnya pembuat situs Aisha Wedding itu menjadi salah satu kelompok perdagangan manusia.
"Yang mengatakan ini bom waktu yang disiapkan oleh para buzzer untuk kepentingan politiknya entah untuk kepentingan politik apa. Ya mungkin ada aspek itu tapi saya lebih percaya bahwa Aisha Weddings dan situs lain yang serupa itu adalah jaringan perdagangan dan eksploitasi anak perempuan," ungkapnya.
Pihaknya pun bakal tetap melaporkan Aisha Weddings ke pihak kepolisian terutama kepada Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo. Pelaporan itu dilakukan juga supaya pihak kepolisian membuka jaringan situs eksploitasi anak.
"Jadi kami akan tetap melaporkan kepada kepolisian sebagai antripoint dalam hal ini Kapolri sebagi antripoints," tuturnya.
"Ini mumpung Kapolrinya baru dan saya percaya Kapolri concern hal ini nantinya bekerjasama dengan Kominfo."
Baca Juga: Bongkar Heboh Promo Nikah Dini, Drone Emprit: WO Aisha Tak Jelas Pembuatnya