Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengibaratkan perang melawan pandemi Covid-19 sebagai Perang Dunia III. Menurutnya, dalam perang melawan virus tersebut perlu melibatkan TNI-Polri dengan sistem pertahanan dan persenjataan berbeda.
Hal itu disampaikan Budi di acara apel serta pelepasan personel Bhabinkamtibmas sebagai tracer dan vaksinator Covid-19 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (11/2/2021).
Turut hadir dalam acara tersebut Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Kasum TNI Letjen TNI Ganip Warsito, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjend TNI Dudung Abdurrahman.
"Sekali lagi ini adalah perang di mana kita harus membunuh musuh kita, menggaet bapak-bapak dari Polri dan TNI. Cuma bunuhnya enggak pakai pistol, tapi bunuhnya pakai jarum suntik," kata Budi.
Baca Juga: Jokowi: Kita Harus Bekerja Lebih Detail Lagi, Lockdown Skala Mikro
Budi menyebut dalam Perang Dunia III melawan Covid-19 target operasinya ialah menurunkan laju penularan. Strateginya ada dua, yakni melakukan surveillance atau pelacakan serta vaksinasi.
"Dulu dilacaknya pakai teknik interograsi, sekarang pakai teknik testing dan tracing," ujarnya.
Untuk melakukan surveillance itu sendiri, Budi menyebut diperlukan 30 orang tarcer per 100 ribu penduduk. Setidaknya, kata dia, diperlukan sekira 80 ribu tracer di seluruh desa hingga memerlukan bantuan TNI-Polri.
"Itu sebabnya kita dibantu, cuma intelnya bukan intel cari musuh manusia, intelnya cari musuh virus," katanya menambahkan.
Baca Juga: Jokowi: Jangan Sampai yang Kena Virus 1 Orang di RT, Seluruh Kota Lockdown