Suara.com - VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba meminta calon penumpang untuk bisa mengatur waktu sebijak mungkin menghindari kepadatan dalam perjalanan pada masa pandemi Covid-19.
Anne mengimbau calon penumpang memantau kepadatan di stasiun dan gerbong kereta melalui aplikasi KRL Access untuk menghindari kesulitan jaga jarak.
"Sebelum berangkat, gunakan aplikasi KRL Access untuk memantau posisi kepadatan di stasiun agar terhindar dari situasi padat di stasiun maupun di dalam KRL," kata Anne dalam keterangannya, Kamis (11/2/2021).
Dia menyebut setiap stasiun dan gerbong KRL sudah disesuaikan untuk penerapan protokol kesehatan, petugas di lapangan juga sudah semaksimal mungkin mengatur kedisiplinan penumpang.
Baca Juga: KRL Masih Penuh Sesak, IDI Minta PPKM Dilakukan Dengan Serius
"Melalui KRL Access, calon penumpang dapat memantau jadwal perjalanan, posisi real time, dan informasi kepadatan," jelasnya.
Anne juga menyebut pihaknya sudah menambah 20 perjalanan KRL yang terbagi untuk lintas Bogor, Cikarang, Rangkasbitung, dan Tangerang dengan jam operasional tetap pukul 04:00 – 22:00 WIB.
PT KCI juga melarang orang lanjut usia atau berusia 60 tahun ke atas naik KRL di jam sibuk alias hanya dapat menggunakan KRL di luar jam sibuk yaitu pukul 10:00 hingga 14:00 WIB.
"Penumpang yang membawa barang sesuai ketentuan namun ukurannya dapat mengganggu penerapan jaga jarak aman di KRL juga hanya dapat naik di luar jam sibuk. Sedangkan anak balita untuk sementara masih dilarang untuk naik KRL," tegasnya.
Penumpang harus selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas) juga senantiasa wajib dijalankan oleh para pengguna maupun petugas kami di stasiun maupun di dalan KRL.
Baca Juga: Satgas IDI Pamer Foto KRL Penuh Saat PPKM Mikro: Mau Dibawa ke Mana Dong?
Sebelumnya, kepadatan di dalam gerbong KRL mendapat sorotan dari Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban yang menilai Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak berjalan baik di KRL Jabodetabek.
"Jika situasi di dalam kereta seperti ini terus. Padahal, Presiden bolak-balik bilang bahwa PPKM tidak efektif karena masalah implementasi. Nah, foto di bawah ini sepertinya representasi dari implementasi tersebut. Mau dibawa kemana dong?," kata Zubairi melalui twitternya, Rabu (10/2/2021).
Zubairi menegaskan hal ini bukan berarti menyalahkan masyarakat yang ingin bekerja dengan KRL, melainkan mendorong seluruh pihak menerapkan PPKM dengan ketat.
Dia berharap penumpang KRL bisa selalu maksimal menggunakan Alat Pelindung Diri dengan masker ditambah face shield dan selalu langsung membersihkan diri sesampainya di rumah.