Pasangan di Duren Sawit Bikin Resepsi Nikah di Depo Pengolahan Sampah

Siswanto Suara.Com
Rabu, 10 Februari 2021 | 16:35 WIB
Pasangan di Duren Sawit Bikin Resepsi Nikah di Depo Pengolahan Sampah
Mempelai berpose di depan keluarga saat menggelar resepsi pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/2/202). (ANTARA/Andi Firdaus).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan calon suami istri tetap diperkenankan menyelenggarakan acara pernikahan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Ibu Kota Jakarta dengan catatan protokol kesehatan diterapkan dengan baik.

Di antara pasangan yang baru-baru ini melangsungkan pernikahan, Rudy dan Ratna. 

Acara mereka berlangsung secara sederhana, namun justru mencuri perhatian publik karena memanfaatkan depo pengolahan sampah di RW 9, Malaka Selatan, Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, sebagai tempat resepsi.

Resepsi hanya dihadiri oleh tetangga dan keluarga inti.

Baca Juga: Bukannya Duduk Manis di Pelaminan, Pengantin Pria Malah Sibuk saat Resepsi

Orang tua mempelai pria, Sugino (58), bercerita, keluarga mempelai memanfaatkan depo pengolahan sampah untuk menyiasati keterbatasan ruang.

Rumah mempelai yang berada tak jauh dari depo sampah, sempit sekali, sementara untuk pemesanan tempat resepsi di tengah pandemi Covid-19 sangat sulit dilakukan.

"Baru pertama dilakukan (pernikahan) karena depo sudah bisa dimanfaatkan. Depo sampah sekarang sudah cakap, walaupun tempat sampah tapi bisa dimanfaatkan jadi tempat semacam ini," katanya.

Prosedur perizinan ditempuh Gino melalui pengurus RT dan RW setempat setelah memastikan seluruh protokol kesehatan terlaksana.

Pada bangunan seluas 250 meter persegi yang menjadi singgasana mempelai tidak tampak ceceran sampah.

Baca Juga: Imbas PSBB, Kesha Ratuliu Baru Gelar Resepsi Pernikahan Hari Ini

Sebab, sampah buangan warga dari wilayah kelurahan setempat langsung diolah setiap hari menjadi pupuk kompos maupun bijih plastik.

Pernikahan Rudy dan Ratna hanya dihadiri belasan tamu yang merupakan keluarga dekat dari kedua pihak.

Pengantin maupun keluarga tetap tampil mengenakan busana resmi, seperti kebaya Jawa lengkap dengan riasan wajah. Mereka berinteraksi dengan menjaga jarak.

"Orang tua yang urus. Kita sepakat tidak undang banyak orang dan yang datang juga patuh pada protokol kesehatan dan gak banyak orang juga," kata Rudy.

Menurut Rudy pernikahan di depo pengolahan sampah Duren Sawit baru kali ini diselenggarakan.

"Ini baru sih dan tidak mengganggu distribusi sampah warga juga," katanya.

Acara resepsi dan selamatan pengantin berlangsung lebih kurang dua jam. Tamu yang datang terlebih dulu menjalani cek suhu badan, kemudian diberi sarung tangan plastik serta masker sebagai cinderamata.

Tersedia pula tempat mencuci tangan di pintu masuk depo lengkap dengan cairan pembersih tangan.  [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI