Unik, Warga Duren Sawit Jakarta Timur Nikah di Tempat Sampah

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 10 Februari 2021 | 15:55 WIB
Unik, Warga Duren Sawit Jakarta Timur Nikah di Tempat Sampah
Mempelai berpose di depan keluarga saat menggelar resepsi pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/2/202). (ANTARA/Andi Firdaus).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan pengantin di Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi sorotan, karena menghelat di depo pengolahan sampah setempat, Rabu (10/2/2021).

Digelar saat pandemi covid-19, resepsi dilakukan dengan mengacu aturan protokol kesehatan.

"Tidak ada undangan buat teman atau tetangga, hanya acara nikah dan selamatan sama keluarga aja," kata orang tua mempelai pria, Sugino (58), di Jakarta.

Gino mengatakan, kegiatan resepsi pasangan Rudy dan Ratna digelar secara sederhana dengan memanfaatkan depo pengolahan sampah di RW 09 Malaka Selatan, RW 09 Kelurahan Pondok Kelapa Duren Sawit.

Baca Juga: Pandemi, Musim Hujan Kali Ini Pawang Hujan Keluhkan Job Terus Sepi

Mempelai berpose di depan keluarga saat menggelar resepsi pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/2/202). (ANTARA/Andi Firdaus).
Mempelai berpose di depan keluarga saat menggelar resepsi pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/2/202). (ANTARA/Andi Firdaus).

Pemanfaatan depo pengolahan sampah dikarenakan keterbatasan tempat karena tempat tinggal mempelai yang tidak jauh dari depo sampah relatif sempit.

Sementara untuk pemesanan tempat resepsi di tengah pandemi COVID-19 sangat sulit dilakukan.

"Baru pertama dilakukan (pernikahan) karena depo sudah bisa dimanfaatkan. Depo sampah sekarang sudah cakap, walaupun tempat sampah tapi bisa dimanfaatkan jadi tempat semacam ini," katanya.

Prosedur perizinan ditempuh Gino melalui pengurus RT dan RW setempat setelah memastikan seluruh protokol kesehatan terlaksana.

Pada bangunan seluas 250 meter persegi yang menjadi singgasana mempelai tidak tampak ceceran sampah.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Petani Maggot Kota Bekasi Raup Omzet Rp12 juta Sebulan

Sebab, sampah buangan warga dari wilayah kelurahan setempat langsung diolah setiap hari menjadi pupuk kompos maupun bijih plastik.

Pernikahan Rudy dan Ratna hanya dihadiri belasan tamu yang merupakan keluarga dekat dari kedua pihak.

Pengantin maupun keluarga tetap tampil mengenakan busana resmi seperti kebaya Jawa lengkap dengan riasan wajah. Mereka berinteraksi dengan menjaga jarak.

"Orang tua yang urus. Kita sepakat tidak undang banyak orang dan yang datang juga patuh pada protokol kesehatan dan gak banyak orang juga," kata Rudy.

Menurut Rudy pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit baru kali ini digelar. "Ini baru sih dan tidak mengganggu distribusi sampah warga juga," katanya.

Acara resepsi dan selamatan pengantin berlangsung lebih kurang dua jam. Tamu yang datang dicek suhu, diberikan sarung tangan plastik serta masker sebagai cinderamata.

Tersedia pula tempat mencuci tangan di pintu masuk depo lengkap dengan cairan pembersih tangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI