Dalang Penculikan Murid di Nigeria Menyerah, Lalu Bersumpah di Atas Alquran

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 10 Februari 2021 | 06:09 WIB
Dalang Penculikan Murid di Nigeria Menyerah, Lalu Bersumpah di Atas Alquran
Perempuan-perempuan yang melarikan diri dari kekerasan di Nigeria mengantre untuk mendapatkan makanan di pusat kedatangan pengungsi di Ngouboua, Chad, Senin (19/1/2015). (ANTARA/REUTERS/Emmanuel Braun/tm)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalang penculikan murid di Nigeria yang menggemparkan negara itu menyerahkan diri. Seorang pemimpin geng kriminal di balik penculikan ratusan anak sekolah di negara bagian Katsina, Nigeria barat laut pada bulan Desember telah menyerahkan diri kepada pihak berwenang untuk mendapat kesepakatan amnesti, demikian menurut para pejabat pada hari Selasa ((/2).

Auwalun Daudawa memimpin puluhan laki-laki bersenjata yang menculik siswa dari asrama sekolah mereka di kota Kankara dalam sebuah kejahatan yang memicu kemarahan global dan menyoroti ketidakstabilan yang meningkat di barat laut negara itu.

Penculikan itu terjadi ketika Presiden Muhammadu Buhari mengunjungi negara bagian asalnya di Katsina. Beberapa siswa berhasil melarikan diri dan petugas mengatakan sekitar 340 orang dibebaskan beberapa hari kemudian setelah berunding dengan penculik.

Daudawa, Senin menyerah kepada pejabat setempat bersama enam anggota gengnya, kata juru bicara pemerintah daerah dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Diwarnai Aksi Kejar-kejaran, 3 Pelaku Penculikan Remaja Ditangkap

"Dalam upacara singkat di kantor gubernur Auwalun Daudawa menyerahkan senjata dan juga bersumpah dengan Alquran untuk tidak kembali ke cara lamanya," kata juru bicara Zailani Bappa.

Daudawa dan rekan-rekannya menyerahkan 20 senapan Kalashnikov dan senjata lainnya dan sebagai imbalannya tidak akan diadili.

Nigeria barat laut telah diteror oleh geng kriminal yang menyerang desa, mencuri ternak, menculik untuk tebusan dan membakar rumah setelah menjarah persediaan.

Taktik geng-geng tersebut termasuk menyerang para pelancong di pos pemeriksaan palsu di jalan raya dan menculik mereka. Sandera biasanya dibebaskan setelah membayar tebusan. (Sumber: VOA Indonesia)

Baca Juga: Gadis 13 Tahun Digilir selama 8 Hari, Pelaku hanya Didakwa Kasus Penculikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI