Anies Klaim Banjir Pejaten dan Kampung Melayu 6 Jam Surut, Padahal 2 Hari

Selasa, 09 Februari 2021 | 17:19 WIB
Anies Klaim Banjir Pejaten dan Kampung Melayu 6 Jam Surut, Padahal 2 Hari
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta mengklaim banjir di Pejaten Timur, Jakarta Selatan dan Kampung Melayu Jakarta Timur surut hanya dalam waktu enam jam. Padahal, setelah dua hari terendam, air di dua wilayah itu baru mulai surut.

Banjir di Kampung Melayu dan Pejaten Timur terjadi sejak Minggu (7/8) malam karena curah hujan yang tinggi. Air baru surut pada Selasa (9/2) siang hari di dua tempat itu.

Kendati demikian, Anies malah tetap mengklaim banjir di dua tempat itu sudah surut dalam waktu enam jam sejak air menggenang. 

"Di beberapa wilayah seperti Pejaten dan Kampung Melayu, hampir semuanya dalam waktu kurang dari enam jam terkondisikan dengan baik," ujar Anies dalam keterangan tertulis, Selasa (9/2/2020).

Baca Juga: Anies Sempat Janji Banjir di Jakarta Akan Surut 6 Jam, Kini Berdalih

Dia menyatakan ada syarat tertentu untuk bisa menyurutkan banjir dalam waktu enam jam. Salah satunya adalah soal seberapa besar intensitas curah hujan yang turun di Jakarta.

"Bila curah hujan di bawah 100 mm, seharusnya bisa terkelola dengan baik. Bila di atas 100 mm, kita targetkan dalam waktu enam jam harus bisa menanggulangi genangan hingga surut," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan banjir sekarang ini bukan hanya karena curah hujan. Tapi ada air kiriman dari daerah hulu Bendung Katulampa, Bogor.

Karena faktor air kiriman, maka janji menyurutkan banjir dalam waktu enam jam tidak bisa terpenuhi.


"Jadi harus dibedakan banjir yang disebabkan karena genangan yang hanya sebagai genangan atau banjir yang disebabkan karena datang dari banjir bandang," tuturnya.

Baca Juga: Beri Usulan, DPRD DKI ke Anies: Anggaran Besar Tak Cukup Hadapi Banjir


Riza mencontohkan banjir parah di kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Menurutnya penyebab utamanya adalah luapan kali Ciliwung karena air kiriman.


"Di pejaten timur itu kan adanya banjir disebabkan karena aliran air yang datang dari katulampa, yang dari daerah lain, daerah tetangga yang masuk ke Jakarta ada peningkatan curah hujan disana masuk Jakarta," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI