Suara.com - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda dan mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai bertemu di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (8/2/2021). Pertemuan itu difasilitasi oleh pimpinan Partai Gerindra.
Pertemuan Abu Janda dan Natalius Pigai sebagaimana foto yang beredar disaksikan oleh Politisi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Bertemunya dua tokoh yang sempat memanas akibat dugaan rasisme tersebut menjadi sorotan pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam video berjudul "Presiden Jokowi Minta Dikritik, Permainan Dua Muka", Rocky Gerung menyebut seharusnya pertemuan dilakukan antara Presiden Jokowi dengan Habib Rizieq Shihab.
Baca Juga: Jokowi: Vaksinasi Covid 19 untuk Wartawan, Akhir Februari Ini
Hersubeno Arief selaku rekan diskusi membuka obrolan dengan menyinggung Abu Janda dan Natalius Pigai yang dipertemukan oleh Sufmi Dasco Ahmad. Rocky Gerung menimpali dengan menyinggung agen pendamai keadaan.
"Ini kalau judul sinetron ada agen yang tiba-tiba ada agen turun dari langit mendamaikan keadaan," ujar Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com, Selasa (9/2/2021).
Rocky Gerung kemudian mengatakan, seharusnya yang difasilitasi untuk bertemu bukan Abu Janda dan Natalius Pigai, tetapi Jokowi dengan Habib Rizieq.
Bukan tanpa sebab, Rocky Gerung berkata demikian lantaran menurutnya masalah Abu Janda dan Natalius Pigai masuk dalam ranah HAM yang tidak bisa diselesaikan hanya di meja makan.
"Pak Daco harusnya pertemukan, ajak makan di meja yang sama Habib Rizieq dan Jokowi. Kan dia bermusuhan lebih berat, permusuhan antara makhluk (Abu Janda itu dengan Natalius Pigai permusuhan karena soal HAM dan itu tidak seharusnya diselesaikan di meja makan," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Jokowi Minta Rakyat Aktif Kritik, Rocky Gerung: Permainan Dua Muka, Palsu
"Kalau politik bisa, mestinya yang dipertemukan Dasco sebagai partai pendukung pemerintahan yakni Habib Rizieq dan Jokowi. Itu yang harus didamaikan," tegasnya menambahkan.
Menyoroti bertemunya Abu Janda dengan Natalius Pigai, Rocky Gerung menduga ada agenda kekuasaan tertentu. Sampai-sampai, dia menyebut pertemuan tersebut hanya perdamaian semu.
"Beda agendanya, kita gak tau. Ini adalah agenda kekuasaan melalui aparat intelijen telah beroperasi, entah Natalius Pigai berbahaya kalau tidak dirangkul, atau sebaliknya si makluk (Abu Janda) itu terancam. Itu perdamaian semu," tandas Rocky Gerung.
Sebelumnya, Abu Janda dan Natalius Pigai berdamai setelah keduanya bertemu di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (8/2/2021).
"Sepakat untuk saling rukun guyub dan bersama membangun negeri," kata Abu Janda kepada wartawan, Selasa (9/2/2021).
Abu Janda menekankan bahwa dia tidak berniat untuk menyerang Natalius secara rasus dengan kata "evolusi."
Dalam pertemuan kemarin, dia dan Natalius dengan disaksikan politikus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad ngobrol mengenai sejumlah hal yang intinya untuk meyakinkan bahwa tidak memiliki niat untuk rasis.
Abu Janda dalam pertemuan itu bercerita pengalaman berkunjung ke Wamena, Papua, ketika wilayah tersebut dilanda kerusuhan. Ketika itu, dia datang untuk mewawancarai saksi mata sekaligus meluruskan kabar di balik peristiwa kerusuhan.
"Jadi tak mungkin aku rasis ke kaka (Natalius Pigai) apalagi ke saudara Papua," katanya.
Abu Janda menilai setelah mendengar penjelasannya, Natalius Pigai dapat memahami duduk perkaranya.