Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menganggap bahwa vonis majelis hakim terhadap Jaksa Pinangki Sirna Malasari hukuman 10 tahun penjara masih terbilang kecil.
Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menyebut vonis 10 tahun terhadap Pinangki sama sekali tak memberi efek jera apalagi, kasus Pinangki terkait suap pengurusan Fatwa di Mahkamah Agung terkait Djoko Tjandra.
"Putusan yang dijatuhkan Pengadilan kepada Pinangki Sirna Malasari masih belum cukup memberikan efek jera. ICW meyakini putusan yang pantas dijatuhkan kepada Pinangki adalah 20 tahun penjara," ucap Kurnia dalam keterangannya, Selasa (9/2/2021).
Kurnia menyebut vonis 10 tahun yang diberikan majelis hakim tidak lepas dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Agung yang terlalu rendah. Jaksa hanya memberikan empat tahun penjara.
Baca Juga: Pinangki Sirna Malasari Divonis 10 Tahun Penjara
Menurut Kurnia, dari tuntutan itu, memang Kejaksaan Agung RI, tidak serius dalam mengusut sengkarut kasus Djoko Tjandra yang melibatkan aparat penegak hukum.
"Menggambarkan ketidakseriusan Kejaksaan Agung dalam memandang kejahatan yang dilakukan oleh Pinangki," ungkap Kurnia.
Kurnia pun berharap agar Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) segera mengambil.alih kasus sengkarut Djoko Tjandra. Ia, pun menilai masih banyak dugaan pihak - pihak yang terlibat. Namun, belum dapat diungkap dipersidangan.
Seperti sosok 'King Maker' yang disebut memang ada oleh majelis hakim.
"Pasca vonis Pinangki, ICW mendesak agar KPK segera mengambilalih dan menerbitkan surat perintah penyelidikan untuk mendalami pihak-pihak lain, terutama menemukan siapa sebenarnya 'King Maker' dalam lingkaran kejahatan Pinangki dan Djoko Tjandra," tutup Kurnia.
Seperti diketahui, dalam pertimbangan majelis hakim bahwa sosok 'King Maker' benar adanya setelah mendalami bukti percakapan milik terdakwa Jaksa Pinangki Sirna Malasari, mantan pengacara Djoko Tjandra, Anita Kolopaking dan saksi Rahmat.
Baca Juga: Terkuak! Jaksa Pinangki Ternyata Kerap Urus Fatwa MA Selain Djoko Tjandra
"Menimbang bahwa berdasarkan bukti elektronik berupa komunikasi chat menggunakan aplikasi WA yang isinya dibenarkan oleh terdakwa, saksi Anita Kolopaking, serta keterangan saksi Rahmat telah terbukti benar adanya sosok 'King Maker'," kata Hakim IGN Eko dalam pembacaan putusan Pinangki di PN Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (8/2/2021).
Untuk terdakwa Pinangki sudah divonis majelis hakim 10 tahun penjara denda Rp 600 juta, subsider enam bulan kurungan penjara. Vonis majelis hakim lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Agung RI, yang hanya empat tahun penjara.