Suara.com - Sebuah hotel bintang lima di Malaysia menawarkan 'nasi bajet' (nasi murah) hanya seharga kurang dari Rp 7.000, sebagai upaya bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Menyadur Bernama, Selasa (8/2/2021) Hotel Hatten yang terletak di Melaka, menjual nasi bajet hanya seharga 2 ringgit atau sekitar Rp 6.800.
Keputusan tersebut sebagai bagian dari upaya mereka untuk tetap bertahan saat sektor pariwisata tutup karena implementasi dari Movement Control Order (MCO).
Kepala koki Hotel Hatten Badrol Hisham Mohd Ali mengatakan bahwa langkah tersebut diambil karena tidak ada pelanggan yang menginap di hotel dan restoran tutup.
Baca Juga: Penyelundupan 5.700 Batang Kayu Ilegal ke Malaysia Digagalkan
"Selain mendatangkan pendapatan hotel yang terkena pandemi Covid-19, penjualan nasi budget juga diharapkan dapat memberikan kegembiraan bagi masyarakat yang terkena imbas pendapatan, untuk mendapatkan makanan dengan harga yang lebih murah.
"Kami mulai menjual nasi budget ini pada hari Jumat dan tanggapan yang diterima sangat menggembirakan ketika sekitar 500 orang mengunjungi warung setiap hari," katanya kepada Bernama.
Badrol Hisham juga mengatakan bahwa di antara hidangan yang disiapkan untuk nasi murah ini adalah nasi putih yang disajikan dengan potongan ayam atau ikan serta beberapa sayuran.
"Ada juga lauk lainnya seperti 'ayam madu', 'ayam percik', kue dan cookies, tapi dijual terpisah.
"Kami menawarkan menu yang berbeda setiap hari sehingga pelanggan dapat menikmati hidangan yang berbeda dan tidak pernah bosan dengan lauk yang sama setiap hari," katanya
Baca Juga: Foto Bersama untuk Anniversary, Sepasang Pengantin dan 17 Temannya Ditahan
Badrol juga menambahkan bahwa nasi budget buka pada pukul 12.00 siang hingga 8 malam waktu setempat setiap hari.
Dia mengatakan bahwa untuk saat ini, nasi budget akan dijual setiap hari selama sebulan, dan hotel akan memutuskan tindakan selanjutnya berdasarkan perkembangan MCO.
Seorang pelanggan yang hanya ingin dikenal sebagai Azlin mengaku sangat senang dengan pilihan nasi budget karena dia hanya bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko kesehatan di dekat hotel.
"Karena Banda Hilir adalah area fokus publik, kebanyakan restoran menjual makanan dengan harga yang agak mahal, oleh karena itu nasi hemat ini membantu saya mendapatkan makanan enak dengan harga lebih murah," jelasnya.
"Meskipun saya harus mengantre sekitar 30 menit, saya rasa sepadan dengan harga yang ditawarkan," ungkap pria 22 tahun tersebut.