Suara.com - Seorang perawat di sebuah rumah sakit Singapura disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech sebanyak lima dosis akibat keteledoran.
Menyadur The Straits Times, Senin (8/2/2021) perawat tersebut merupakan salah pekerja di Singapore National Eye Centre (SNEC).
Insiden tersebut terjadi saat latihan vaksinasi pada 14 Januari dan disebabkan oleh kesalahan manusia akibat kuerangnya koordinasi di antara anggota tim.
SNEC mengatakan pekerja yang bertugas menakar vaksin dipanggil untuk mengurus masalah lain sebelum dilakukan penyuntikan. Kemudian seorang staf lain datang dan mengira bahwa dosis yang di dalam botol sudah siap untuk diberikan.
Baca Juga: Gara-gara Masker Tertutup Cadar, Wanita Ini Dibentak Sopir Bus
Kesalahan disadari dalam beberapa menit setelah perawat tersebut divaksinasi.
"Dokter senior segera diberitahu dan staf (anggota) ditemukan dalam keadaan sehat, tanpa reaksi merugikan atau efek samping," kata SNEC.
Pekerja tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Singapura (SGH) untuk observasi lebih lanjut, sebelum dipulangkan dua hari kemudian.
Sebagai tindakan keamanan, latihan vaksinasi di SNEC segera dihentikan setelah terjadi kesalahan dan staf lainnya divaksinasi di SGH.
Rumah sakit pusat mata di Singapura tersebut tidak terlibat dalam vaksinasi kelompok lain.
Baca Juga: Langgar Karantina Demi Beli Boba, Perawat Ini Dibui dan Dipecat dari RS
SNEC telah meminta maaf kepada anggota staf dan keluarga yang terkena dampak, kata Profesor Wong Tien Yin, direktur medis pusat tersebut.
"SNEC memandang serius insiden ini. Keamanan mereka yang menerima vaksinasi selama latihan vaksinasi staf kami adalah prioritas utama kami," tambahnya.
Ia mengatakan, SNEC telah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap proses internalnya, dan mengambil langkah untuk memperketatnya agar kesalahan tersebut tidak terjadi lagi.
SNEC mengatakan kepada The Straits Times bahwa pekerja yang terlibat dalam pemberian suntikan vaksin telah diberi konseling.
Pada hari Sabtu, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan telah bekerja dengan SNEC untuk mengidentifikasi penyimpangan yang berkontribusi pada kesalahan tersebut.
"Data uji klinis dari Pfizer-BioNTech telah mengindikasikan bahwa menerima lebih dari dosis yang direkomendasikan dari vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 tidak mungkin berbahaya," kata kementerian.
Depkes juga mengatakan ada protokol medis yang kuat yang diterapkan di semua lokasi vaksinasi untuk memastikan keamanan mereka yang divaksinasi.
"Ini termasuk protokol untuk proses vaksinasi pada persiapan dosis, penakaran dan pemberian vaksin, termasuk kebutuhan akan indikasi yang jelas untuk membedakan botol vaksin yang diencerkan dan yang tidak diencerkan," katanya.
Hingga Selasa lalu, lebih dari 175.000 orang telah menerima dosis pertama vaksin. Sekitar 6.000 orang juga telah mengambil dosis kedua dan terakhir mereka.