Pada acara tersebut, para biksu akan menerbangkan lentera sebagai tanda membuang nasib jelek di masa lampau serta menyambut nasib baik di masa mendatang.
3. Sebagai Simbol Berakhirnya Perayaan Tahun Baru Imlek
Festival Cap Go Meh disebut sebagai simbol bahwa perayaan Tahun Baru Imlek sudah berakhir. Dengan berakhirnya Tahun Baru Imlek, maka berakhir pula hal-hal yang dianggap Tabu.
Dengan begitu, warga Tionghoa pun bebas melakukan apapun yang sebelumnya dianggap tabu saat berlangsungnya perayaan Imlek. Adapun hal-hal tabu tersebut seperti menangis, berkata jorok, makan bubur, beli sepatu, dan lain sebagainya.
4. Makan Onde-onde
Warga Tionghoa memiliki tradisi makan onde-onde saat festival Cap Go Meh. Berbeda dari onde-onde pada umumnya, onde-onde Cap Go Meh isinya pasta wijen hitam yang direndam dalam kuah jahe. Hidangan ini disebut dengan Tang Yuan atau Yuan Xiao.
5. Singkawang jadi Pusat Perayaan Cap Go Meh
![Salah satu sudut Singkawang, Kalimantan Barat [suara.com/Rizka Chaerani]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/02/21/o_1ac1eahgd111d1iq11s2s18rsgpka.jpg)
Di Indonesia, pusat perayaan Cap Go Meh berada di Singkawang, Kalimantan Barat. Pada perayaan tersebut, biasanya akan dimeriahkan oleh lampion, barongsai, dan replika naga. Selain itu, ada juga Pawai Tatung yang jadi icon Perayaan Cap Go Meh di Singkawang.
Tatung sendiri merupakan orang-orang terpilih yang dirasuki roh baik yang kemudian menjadi kebal. Pawai Tatung ini sebagai simbol tolak bala atau mengusir roh jahat.
Baca Juga: Dua Harimau di Singka Zoo Singkawang Lepas, Seorang Pawang Tewas
Perayaan Cap Go Meh di Singkawang ini pun sudah diakui oleh UNESCO sebagai tradisi yang patut untuk dijaga dan dilestarikan.