Suara.com - Ribuan ayam yang diangkut dari peternakan Malaysia ke rumah jagal Singapura mati lemas karena sopir truk antre untuk tes covid-19.
Menyadur World of Buzz Sabtu (06/02) yang diambil dari Sin Chew, sopir truk kargo Malaysia yang masuk ke Singapura harus menjalani tes Covid-19.
Kebijakan yang baru berlaku 2 hari ini membuat kemacetan panjang dan memakan waktu perjalanan semakin lama, hingga 13 jam.
Ketua Asosiasi Pedagang Unggas, Ong Kian San mengatakan sekitar 3.500 ayam mati lemas setelah menempuh perjalanan selama 18 jam pada 27 Januari.
Baca Juga: Jembatan di Jalur Pantura Pemalang Ambles, Lalu Lintas dari Jakarta Macet
Alhasil, setidaknya 10 rumah potong hewan terpengaruh oleh insiden ini dan Singapura terancam kekurangan daging ayam untuk sementara waktu.
Sehari sebelumnya, sekitar 2.300 ekor ayam hidup siap potong bernasib sama, mengakibatkan kerugian puluhan ribu dolar Singapura.
Ketua rumah potong hewan mengaku bingung dan tidak tahu, siapa yang harus menanggung biaya kerugian tersebut sementara ayam yang mati lemas semakin banyak seiring berjalannya waktu.
Sopir-sopir juga dikabarkan malas mengemudi ke Singapura karenaenggan berhadapan dengan kemacetan panjang, meskipun telah disiapkan air dan makanan selama mengantre.
"Pengemudi tidak mau melakukan pengiriman, karena terjebak dalam kemacetan yang lama bisa merusak kesehatan mental mereka," kata ketua rumah potong hewan.
Baca Juga: Jangan Ditiru, Pemobil Ini Todongkan Pistol Agar Bisa Lewat saat Macet
Ia juga berharap pemerintah Singapura dan Malaysia bisa kerja sama bekerja samauntuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.