Suara.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jakarta menyatakan kekhawatiran mereka jika pemerintah mengambil opsi lockdown di akhir pekan. Karantina wilayah akhir pekan dinilai akan berdampak serius pada dunia usaha.
"Kalau opsi lockdown berjalan bisa sampai 750 restoran lagi. Mungkin lebih, karena banyak restoran tak melapor mandiri. Itu dampak yang luar biasa restoran usaha tutup dan banyak PHK serta pengangguran," ujar Ketua PHRI Jakarta Sutrisno Iwantono dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/2/2021).
Sejak Oktober 2020 hingga saat ini saja, pandemi sudah membuat lebih dari 150 restoran tutup tiap bulan.
Pemerintah daerah diharapkan mempertimbangkan secara matang opsi lockdown di akhir pekan.
Baca Juga: Jokowi Perintahkan Jakarta Lockdown saat Libur Imlek adalah Hoaks
Jjika opsi tersebut tetap diterapkan, bukan hanya kalangan pengusaha yang rugi, tetapi juga masyarakat yang sudah jauh-jauh hari menyiapkan acara.
"Ini memang kalau akhir pekan hotel-hotel ada acara-acara pernikahan dan pertemuan. Kemudian di restoran juga ada. Nah kalau mendadak pembatalan tak mudah," kata dia.
"Kita juga harus kembalikan seluruh uang muka yang kita terima. Ini betul-betul beratkan kita, situasi terpuruk."
Pemerintah Jakarta sedang mempertimbangkan opsi lockdown di akhir pekan, tetapi tidak dalam pekan ini.
Pemerintah sedang berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 setelah PPKM dinilai tidak cukup efektif menahan laju penyebaran virus.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Juga Berakhir, Ratusan Hotel di Jawa Barat Bangkrut
"Nanti tentu DKI Jakarta akan melakukan kajian analisa. Nanti pak gubernur juga memimpin rapat-rapat internal apakah usulan dari DPR RI dimungkinkan," kata Wakil Gubernur Jakarta Ahmad Riza Patria, beberapa waktu lalu.