Suara.com - Seorang pria asal Suriah bernama Abdul Kader Tizini kesulitan mencari kerja saat pandemi. Padahal, pria 29 tahun ini merupakan lulusan S2 universitas terkemuka.
Menyadur Wionews Jumat (05/02), Abdul adalah peraih gelar master teknik mesin dari salah satu kampus populer di Jerman, RWTH Aachen. Sayangnya setelah lulus, virus corona mendera dan melumpuhkan ekonomi Jerman.
Otomatis, hal ini mempengaruhi ledakan lapangan pekerjaan. Selama situasi sulit itu, Abdul sudah mengirim sekitar 800 lamaran dan ditolak dalam 80 wawancara kerja.
Sebagai orang asing, mencari pekerjaan di Jerman adalah hal yang sulit karena negara itu merupakan ekonomi terbesar di Eropa dan pandemi telah memperburuk krisis, kata Abdul.
Baca Juga: Kisah Supriyanto Lulusan S2 Biologi Nyaman Jadi Tukang Balon Keliling
"Perusahaan berpikir, 'Dengan orang asing kami harus menjelaskan gagasan itu dua kali, padahal dengan orang asli hanya sekali'," katanya.
Perjuangan Abdul semakin berat karena dirinya tidak berhak atas tunjangan pengangguran yang dinikmati oleh warga negara Jerman atau Uni Eropa.
Awalnya, Abdul mengira ia hanya butuh waktu sebulan untuk mendapatkan pekerjaan, namun pandemi menguburkan impiannya.
Dalam 10 tahun terakhir, ratusan ribu siswa internasional datang ke Jerman karena sistem pendidikan tinggi dan peluang kerja yang kredibel namun hampir gratis.
Dari 2009 hingga 2019, terdapat peningkatan sekitar 70 persen siswa internasional di Jerman, menurut data dari Kantor Statistik Federal.
Baca Juga: Kisah Haru Lulusan S2, Dulu Jadi Manajer Kini Penjual Balon
Data Kantor Tenaga Kerja menunjukkan tingkat pengangguran di Jerman melonjak jadi 6,4 persen setelah pemerintah memberlakukan lockdown pertama. Jumlah lowongan di Jerman turun 430.000 antara April 2020 dan Januari 2021.