6 Negara yang Pernah Kudeta Militer Selain Myanmar

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 04 Februari 2021 | 10:55 WIB
6 Negara yang Pernah Kudeta Militer Selain Myanmar
Ilustrasi tentara, Negara yang Pernah Kudeta Militer Selain Myanmar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kudeta militer terjadi di Myanmar. Ternyata ada beberapa negara yang pernah kudeta militer selain Myanmar, siapa saja? 

Suasana politik Myanmar kembali memanas setelah ditangkapnya tokoh pro demokrasi yang juga pemimpin Partai Liga Nasional (NLD) Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Mynt, Senin (1/2/2021). Peristiwa itu berujung pada kudeta kekuasaan yang dilakukan militer Myanmar. Kini kekuasaam tertinggi sementara dipegang Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Myanmar sebenarnya sudah tidak asing dengan kudeta militer. Sebelumnya peristiwa ini tercatat pernah terjadi tiga kali di negara tersebut pada 1962, 1988, dan 1989. Perebutan kekuasaan pemerintah yang sah secara paksa tak hanya terjadi di Myanmar.

Berikut daftar 6 negara yang pernah kudeta militer selain Myanmar.

Baca Juga: Buntut Kudeta Militer, Myanmar Blokir Layanan Facebook

1.      Mali   

Presiden Mali, Keita, berhasil dilengserkan melalui kudeta militer pada 18 Agustus 2020. Pelengseran ini terjadi setelah aksi massa besar-besaran menolak pemerintahan yang korup, tidak becus menangani ekonomi, serta perselisihan dalam pemilu legislatif.

Keita sempat ditahan oleh militer tetapi kemudian dibebaskan. Kudeta militer di Mali bukan pertama kali terjadi.

Sebelumnya pada 2012 kudeta dan eksploitasi menyebabkan ketidakstabilan di Mali bagian utara. Kendati pasukan Prancis membantu mendapatkan kembali wilayah, serangan masih terus berlanjut.

Para pemimpin kudeta sebelumnya berjanji akan mematuhi kesepakatan internasional. Ribuan tentara Prancis, Afrika, dan PBB ditempatkan di negara itu untuk menangani kelompok militan.    

Baca Juga: Pengelola Sirkuit Buriram Thailand Bantah Batalkan MotoGP 2021

2.      Sudan

Presiden Sudan Omar al-Bashir. (AFP)
Presiden Sudan Omar Hassan Al-Bashir. (AFP)

Kudeta militer terjadi di Sudan pada 13 April 2019. Kudeta ini berhasil menggulingkan Presiden Omar Hassan Al-Bashir setelah berkuasa 30 tahun.

Kudeta militer dipicu oleh aksi damai besar-besaran yang dihadiri oleh ratusan ribu orang di ibu kota Khortoum. Pergerakan ini juga berhasil meredam protes dan gejolak politik Afrika Utara. Sebelumnya pergerakan politik juga sudah terjadi di sejumlah negara Afrika seperti Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman.  

3.      Zimbabwe

Meski tidak diakui secara langsung kudeta oleh kelompok militer juga pernah terjadi di Zimbabwe pada 15 November 2017. Saat itu militer pertahanan Zimbabwe mengepung rumah Presiden Robert Mugabe di Ibu Kota Harare.

Pasukan tentara juga terlihat memblokade jalan-jalan utama di ibu kota Zimbabwe dan menguasai gedung-gedung pemerintahan. Pergerakan militer ini berlangsung setelahpartai berkuasa yang dipimpin Grace, Zanu-PF, menuduh pimpinan militer telah berkhianat dan memunculkan dugaan kudeta sedang berlangsung. Grace juga adalah isteri Mugabe.

Di sisi lain, Mugabe berambisi mendudukkan sang isteri pada jabatan wakil presiden. Pekan sebelumnya, wakil presiden Zimbabwe yang juga seorang tentara veteran, Emmerson Mnangagwa, dipecat secara sepihak.

Kondisi politik yang memanas memaksa Mugabe mundur setelah berkuasa selama hampir 40 tahun. Kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh Mnagagwa yang kembali bersama partai berkuasa ZANU-PF Zimbabwe.   

4.      Turki

Upaya kudeta pernah dilancarkan kelompok militer Turki untuk menggulingkan kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 15 Juli 2016. Namun upaya itu gagal setelah mendapatkan tentangan dari warga sipil.

Kantor berita Aljazeera melaporkan puluhan pasukan tentara dan tank turun ke jalan mengebom gedung parlemen. Ledakan terdengar di sekitar Ankara dan Istanbul.

Kendati begitu ribuan warga justru pergi ke jalan di sekitar alun-alun di kawasan Anatolia dengan membawa peralatan dapur. Aksi ini membuat kelompok militer menyerah di jembatan Bosphorus Istanbul. Dilaporkan upaya kudeta menewaskan 241 warga Turki dengan 2.194 warga lainnya mengalami luka-luka.

Aljazeera menyebutkan upaya kudeta militer erat kaitannya dengan pemimpin gerakan keagamaan berpengaruh di Turki, Gulen. Gulen terlibat aktif dalam Hizmet, yang dinilai sebagai kelompok terlarang Turki.

Kelompok ini memiliki sentimen politik dengan Presiden Erdogan. Hizmet juga memiliki yayasan, sekolah, dan organisasi media yang tersebar di penjuru Turki dan dunia.

Presiden Erdogan lantas bertindak tegas dengan melumpuhkan segala gerakan Hizmet. Yayasan dan sekolah dilarang beroperasi. Media milik Hizmet dibredel. Pemerintah juga memecat ribuan pejabat militer, pilot, akademisi, dan pegawai negeri yang dituduh terlibat dengan Hizmet.     

5.      Thailand

Mantan Pedana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra. (AFP)
Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra. (AFP)

Kudeta militer juga pernah terjadi di Thailand pada 22 Mei 2014. Pengambilalihan kekuasaan secara paksa itu dilatarbelakangi oleh unjuk rasa besar-besaran yang menuntut Perdana Menteri Thailand saat itu, Yingluck Shinawatra meletakkan jabatannya.

Pemerintahan Yingluck dianggap terlalu dikendalikan kakaknya yang juga mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. Thaksin melarikan diri ke luar negeri pada 2006.

Reuters mencatat tiga tahun kemudian konstitusi bentukan militer telah diratifikasi dengan referendum. Raja Thailand Vajiralongkorn dapat meningkatkan kekuasaannya melalui pemilihan umum.

Sampai tahun 2020 lebih dari 12.000 orang bergabung dengan gerakan antipemerintah Run Against Dictatorship. Kemudian 18 Juli 2020 sekitar 2.500 pengunjuk rasa berkumpul di Monumen Demokrasi. Peristiwa tersebut menjadi salah satu demonstrasi terbesar yang menyerukan pembubaran parlemen dan pemilihan baru.   

6.      Madagaskar

Kudeta militer di Madagaskar 8 Maret 2010 lalu dilatarbelakangi oleh penindasan yang dilakukan terhadap warga sipil. Pembelaan terhadap warga sipil dilakukan kalangan militer dengan pemberontakan di kamp di luar ibu kota Madagaskar, Antananarivo.

Panglima militer Madagaskar yang juga terlibat dalam kudeta, Jenderal Edmond Rasolofomahandry kemudian mengumumkan ultimatum 72 jam bagi para pemimpin politik untuk menyelesaikan perselishan atau menghadapi intervensi militer.

Sebelumnya pemerintah Madagaskar sempat memecat Wali Kota Antananarivo, Rajoelina. Pemecatan itu memunculkan aksi massa yang menewaskan sedikitnya 28 warga. Namun berkat dukungan militer, Rajoelina kembali menjabat hingga memimpin pemerintahan transisi serta berjanji bakal menyelenggarakan pemilihan dalam dua tahun.

Walau demikian, Desember 2010 pembangkangan militer kembali terjadi. Mereka menangguhkan semua lembaga pemerintah dan menyerahkan tanggung jawab pada dewan militer.

Demikian daftar negara yang pernah kudeta militer selain Myanmar. Semoga situasi politik di negara tetangga Indonesia ini segera kondusif.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI