Suara.com - Permadi Arya alias Abu Janda telah merampungkan kasus cuitan Islam Islam Arogan di Bareskrim Polri, Senin (1/2/2021). Dalam pemeriksaan selama 12 jam itu, Abu Janda mengaku dicecar sebanyak 50 pertanyaan dari penyidik Polri,
Hal itu diungkapkan oleh Abu Janda ketika keluar dari Gedung Bareskrim Polri sekira pukul 19.31 WIB. Pegiat media sosial itu mengaku telah hadir memenuhi panggilan penyidik sejak pagi.
"Jadi tadi saya datang lebih pagi saya diperiksa sudah 12 jam pertanyaan saya udah enggak kehitung lagi mungkin 50 pertanyaan pasti lebih," kata Abu Janda di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (1/2/2021).
Menurut Abu Janda, dirinya dijadwalkan diperiksa Kembali oleh penyidik pada Kamis (4/2) pekan ini. Sementara, dalam pemeriksaan ini dia mengaku hanya diminta klarifikasi terkait maksud kicauannya yang menyebut islam agama pendatang dan arogan.
"Intinya saya menjelaskan saya sebagai saksi dipanggil untuk klarifikasi menjelaskan apa yang saya maksud dengan itu (Islam Arogan). Jadi saya sudah jelaskan ke penyidik bahwa twit saya yang bikin ramai itu adalah Twit jawaban saya kepada ustaz Tengku Zul," katanya.
"Jadi ketika saya mengatakan arogan itu karena saya merespons twit provokatif Teungku Zul yang mengatakan bahwa minoritas di negeri ini arogan ke mayoritas. Di situlah keluar kata arogan itu."
Dipolisikan
Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) sebelumnya melaporkan Abu Janda ke Dit Tipidsiber Bareskrim Polri. Abu Janda dilaporkan terkait kicauannya yang menyebut Islam agama pendatang dan arogan.
Laporan itu dilayangkan oleh Ketua Bidang Hukum DPP KNPI, Medya RIscha Lubis pada Jumat (29/1) malam dan terdaftar dengan Nomor: STTL /033/I/2021/BARESKRIM/2021.
Baca Juga: Bertemu Abu Janda, Gus Miftah: Kalau Masih Ngeyel Aku Pukulin Beneran
Diketahui, kicauan Abu Janda yang menyebut islam sebagai agama pendatang dan arogan menuai kritik dari warganet hingga ulama. Kicauan tersebut terlontar saat Abu Janda terlibat adu argumentasi dengan Ustaz Tengku Zulkarnain. Awalnya, Ustaz Tengku Zulkarnain mengulas tentang arogansi minoritas dalam sejarahnya.