Suara.com - Kepala Staf Kepresiden Moeldoko angkat bicara terkait tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, yang menyebut ada upaya kudeta dari lingkungan Presiden Jokowi terhadap kepemimpinannya dalam partai.
Nama Moeldoko sendiri dirumorkan satu di antara sosok dalam lingkaran Jokowi, yang mencoba mengambilalih Partai Demokrat.
"Sebenarnya saya masih diam-diam aja sih menunggu besok. Karena saya enggak perlu reaktif dalam hal ini gitu," ujar Moeldoko dalam jumpa pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
Namun, karena wacana itu sudah meluas, Moeldoko menuturkan agar AHY tak melulu mengaitkan kejadian politik dengan Istana. Termasuk soal isu kudeta atas kepemimpinan DPP Partai Demokrat.
Baca Juga: Rachland Nashidik ke Moeldoko: Jangan Jadi The Bad, Apalagi The Ugly
"Poinnya pertama, jangan dikit-dikit istana. Dalam hal ini ya, saya mengingatkan, sekali lagi jangan dikit-dikit istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini," ucap dia.
Pasalnya, kata Moeldoko, tidak ada kaitan isu kudeta di internal Partai Demokrat dengan Presiden Jokowi.
"Karena beliau dalam hal ini tak tahu sama sekali, enggak tak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi urusan saya, Moeldoko ini, bukan sebagai KSP," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY nyatakan akan ada aksi 'kudeta' di Partai Demokrat. Kekuasaannya akan digulingkan oleh 5 orang.
Dalam keterangan persnya, AHY menyebutkan sosok pelaku kudeta Partai Demokrat. Hal tersebut AHY sampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Taman Politik, Wisma Proklamasi DPP Demokrat
Baca Juga: Andi Arief Sebut Moeldoko Ngaku Dapat Restu Jokowi Ambil Alih Demokrat
Pidato itu disiarkan secara live melalui kanal YouTube miliknya Agus Yudhoyono, berjudul "Konferensi Pers Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono" pada Senin (1/2/2021) siang.
"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu. Sedangkan yang nonkader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan," ungkap AHY.
Sementara politikus Partai Demokrat Andi Arief menuding, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai sosok yang mau mengambilaih kepemimpinan AHY.
Andi Arief juga menyebut Moeldoko mengakui mendapat restu Jokowi untuk ambil alih kepemimpinan AHY di Partai Demokrat.
Tudingan tersebut diumumkan Andi Arief dalam akun twitternya @Andiarief_, Senin (1/2/2021) malam.
"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," kata Andi Arief.