Suara.com - Roy Suryo berharap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tetap kuat menghadapi gerakan menggoyang Demokrat untuk mengambil alih kepemimpinan secara paksa.
Semenjak AHY menyampaikan situasi yang tengah dihadapi Demokrat, siang tadi, Roy Suryo mengatakan mendapat banyak sekali pertanyaan.
Akan tetapi karena Roy Suryo sudah tak lagi di Demokrat, agaknya dia tak mau ikut campur terlalu dalam dengan urusan internal partai.
Dia mengatakan, "Saya no comment saja dan tetap mendoakan semoga Mas Agus Yudhoyono tegar. Saya cukup respons dengan dua sticker."
Baca Juga: Ferdinand: Saya Tak Percaya Orang Dekat Jokowi Nekat Ambil Paksa Demokrat
Sticker yang diunggah Roy Suryo memberi sinyal ada orang yang berada di belakang layar gerakan menggoyang Demokrat.
Sticker pertama yang diposting Roy Suryo tertulis, "gerakan ini pasti ada yang mendalangi." Sedangkan sticker yang kedua tertulis, "kita sama-sama tahu aja."
Dalam testimoni AHY siang tadi disebutkan ada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa dan mendapat dukungan dari pejabat penting pemerintah.
Siapa orang-orang yang terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat sebagaimana disebutkan AHY?
Pertanyaan ini agak sulit dijawab dan dibuktikan, tetapi menurut dugaan analis politik Jerry Massie, "orang-orang Demokrat baik pernah bergabung atau sudah tak di Demokrat."
Baca Juga: Eks Jubir PSI: Pernyataan AHY Sangat Keras dan Konfrontatif, Hati-hati
Jika mencermati perjalanan Partai Demokrat, menurut Jerry, sebetulnya goyangan semacam ini bukan hanya sekali lantaran beberapa pendiri, seperti (almarhum) Ventje Rumangkang dan sejumlah pendiri lainnya pernah menggugat.
"Memang selain almarhum Ventje ada dua juga yang sudah meninggal Sys Ns dan Sultan Bhatoegana," kata Jerry kepada Suara.com.
Disebutkan dalam analisis Jerry, kepemimpinan AHY bakal dirong-rong entah itu pendiri atau orang dalam dan juga orang dekat Jokowi, seperti penuturan AHY.
Gerakan tersebut, menurut Jerry, sebagai upaya menjegal Partai Demokrat pada pilkada 2022 -- jika tak ada aral melintang atau ditunda sampai 2024, tapi masih menunggu keputusan DPR.
"Upaya paksa berarti ada rencana melengserkan AHY. Memang kepemimpinan Demokrat agak beda antara SBY dan putranya, AHY," kata Jerry.
Jerry menyebut ini bagian dari kudeta politik dan mereka perlu betul-betul antisipasi.
Menurut Jerry sudah ada banyak contoh terjadi peralihan kekuasaan dari partai-partai yang ada. Jika AHY digoyang bisa jadi partai ini akan terpecah akan ada dualisme, seperti PPP, kata Jerry.
Serta Golkar, kubu Aburizal Bakrie dan Akbar Tanjung. Bahkan 2010, internal PKB juga terbelah, kubu Muhaimin Iskandar dan mendiang mantan Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur).