Vaksinasi Harus Cepat, Target Penyelesaian 12 Bulan, Mengapa Demikian?

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 30 Januari 2021 | 12:30 WIB
Vaksinasi Harus Cepat, Target Penyelesaian 12 Bulan, Mengapa Demikian?
Ilustrasi vaksin (Pixabay/qimono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi COVID-19 harus dilakukan cepat dengan target waktu penyelesaian vaksinasi sekitar 12 bulan karena sampai saat ini masih belum diketahui berapa lama efektivitas kekebalan dari vaksin tersebut.

"Kenapa perlu cepat? Karena sampai sekarang kita belum tahu vaksin ini kekebalannya berapa lama bertahan. Karena memang belum ada yang selesai secara lengkap uji klinis tahap ketiganya," kata Budi dalam webinar bertema "Vaksin COVID-19 untuk Indonesia Bangkit," Sabtu (30/1/2021).

Dari beberapa jenis vaksin yang sudah diamankan oleh Indonesia baik Sinovac yang susah disuntikkan ke tenaga kesehatan, AstraZeneca, Pfizer dan Novavax, semuanya belum ada yang menyelesaikan 100 persen uji klinis tahap ketiga.

Karena keperluan yang mendesak maka seluruh negara di dunia harus mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization, yang untuk Indonesia telah dikeluarkan oleh BPOM pada pekan kedua Januari 2021.

Baca Juga: Pemkot Pekanbaru Tambah Target Vaksinasi Nakes Jadi 13.246 Orang

Budi menegaskan masih belum diketahui apakah vaksin COVID-19 dapat bertahan selama dua tahun seperti vaksin meningitis atau vaksin influenza yang bertahan sekitar 12 bulan.

"Kita secara konservatif mengambil waktu 12 bulan. Oleh sebabnya diharapkan dalam waktu 12 bulan bisa seluruh 70 persen dari rakyat Indonesia yang menjadi target, dengan usia di atas 18 tahun, bisa kita lakukan vaksinasi," katanya, atau harus divaksinasi 181,5 juta orang untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity)

Saat ini, terdapat 3 juta vaksin COVID-19 dengan 12 juta dosis akan disiapkan untuk pekan ketiga Februari. Direncanakan, 15 juta dosis vaksin juga diakan disiapkan pada Maret 2021.

Untuk pengamanan pasokan Indonesia sejauh ini telah berhasil mengamankan dari empat jenis vaksin yaitu Sinovac untuk 125 juta dosis, Pfizer untuk 50 juta dosis, AstraZeneca serta Novavax yang masing-masing juga diamankan 50 juta dosis. [Antara]

Baca Juga: Jerman Larang Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Lansia, Ini Alasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI