Dibuatkan Family Shelter ACT, Dai Korban Gempa Sulbar: Semoga Jadi Berkah

Jum'at, 29 Januari 2021 | 22:47 WIB
Dibuatkan Family Shelter ACT, Dai Korban Gempa Sulbar: Semoga Jadi Berkah
Lenni, Da'i atau seorang guru ngaji di Desa Botteng Utara, Mamuju yang mendapat bantuan program Family Shelter dari ACT. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) hadir memberikan bantuan untuk korban gempa yang terjadi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, salah satunya dengan program Family Shelter.

Warga Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, yang merupakan seorang guru ngaji menyampaikan rasa syukur diberikan bantuan hunian sementara atau Family Shelter.

"Alhamdulillah bisa dapat seperti ini hunian sementara kami sangat selaku warga di sini dan saya dan keluarga berterima kasih atas bantuan dari ACT untuk Family Shelter dan bersyukur semoga ini berkah untuk saya dan keluarga," kata Lenni, guru ngaji di Desa Botteng Utara, Mamuju, Sulbar pada Jumat (29/1/2021).

Lenni mengatakan, dengan dibuatkannya Family Shelter untuk dirinya berserta keluarga diharapkan bisa membawa angin segar. Terlebih untuk bisa kembali beraktivitas secara normal pascagempa berkekuatan 6,2 magnitudo.

Baca Juga: Bantu Korban Gempa Sulbar, ACT Bangun Family Shelter untuk 3 Guru di Mamuju

"Saya berharap bisa lagi beraktivitas sedia kala meskipun tempat darurat belajar dan mengajar ngaji," tuturnya.

Sementara ditemui di tempat yang sama, Senior Manager ACT Dede Abdul Rohman menjelaskan, memang program Family Shelter untuk membantu para guru atau dai yang kediamannya terdampak parah bencana.

"Jadi memang kami dari ACT sahabat guru Indonesia membuat Family Shelter yang berukuran 3 x 6 meter," kata Dede.

Dede mengatakan, kategori pemberian Family Shelter untuk para guru dan dai tersebut yakni dilihat dari seberapa parah kerusakan rumah akibat bencana alam. Di Mamuju sendiri terpilih tiga orang yakni, dua dai atau guru ngaji dan satu orang guru akademis.

"Ada tiga Family Shelter yang satu sahabat pelajar Indonesia inshaallah sebelah sana itu nanti guru ngaji sama guru sekolah jadi tiga semuanya. Jadi sahabat guru Indonesia sahabat pelajar Indonesia, ada sahabat dai Indonesia. Ini tampil perdana untuk tahap recovery ini," tuturnya.

Baca Juga: Kirim 1.000 Ton Bantuan ke Korban Sulbar, ACT: Ini Bukan Cari Sensasi

Pemberian Family Shelter atau hunian layak sementara tersebut difasilitasi oleh ACT secara cuma-cuma alias tanpa dipungut biaya apapun. Family Shelter dibangun dari biaya donatur baik dalam negeri mau luar negeri.

"Ini tanpa dipungut biaya sama sekali, tinggal siap saja terima kunci," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI