Suara.com - Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo membantah membeli minuman beralkohol jenis wine dari hasil uang suap. Edhy merupakan tersangka kasus suap izin ekspor lobster di Kementerian KP tahun 2020.
Dia mengaku suka meminum wine sejak masih menjadi anggota DPR RI pada 2014. Dia mengaku sebagian uangnya memang dipegang oleh asisten pribadinya, Amiril Mukminin yang juga menjadi tersangka.
"Gini, saya beli wine itu dari dulu ya, saya suka minum wine. Dan saya membayar dengan uang saya, kebetulan uang saya kan dikelola Amiril ya, sejak di DPR. Dia jadi aspri saya, di tahun 2014 sampai sekarang," ungkap Edhy usai menjalani pemeriksaan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (29/1/2021).
Edhy menekankan memang sejak dulu Amiril yang mengelola uangnya hingga ia diangkat menjadi menteri pada 2019 lalu. Di mana, uang untuk membeli wine berasal dari kegiatan kunjungan kerja.
"Semua pengambilan uang kegiatan reses, kunker, itukan dicairkan langsung oleh dia, sebagai aspri saya sampai sekarang. Jadi, termasuk di menteri, uang operasional saya kan dia yang pegang," ucap Edhy.
Maka itu, Edhy pun akan membuktikan semua itu nantinya dalam persidangan. Ia pun tak mempersoalkan temuan KPK bahwa adanya indikasi uang suap Lobster dibelikan sejumlah minuman wine.
"Bagi saya, saya sudah menjalankan tugas saya, terus menyampaikan apa yang saya tahu, bahwa nanti dikaitkan dengan hasil tindak pidana korupsi nanti biarlah pengadilan. Saya sudah sampaikan semua," tutup Edhy.
Dibidik Pasal TPPU
KPK sebelumnya menemukan adanya dugaan bahwa Edhy Prabowo memakai uang izin ekspor benih lobster untuk kebutuhan pribadi. Salah satu yang diungkap KPK terkait pembelian beberapa unit mobil dan penyewaan apartemen untuk sejumlah pihak.
Baca Juga: Kasus Suap Edhy Prabowo, KPK Panggil Kepala Bappeda Bengkulu Isnan Fajri
Uang suap itu juga didugua digunakan Edhy untuk pembelian minuman beralkohol jenis wine. Kemudian, memakai uang suap lobster untuk membeli sejumlah bidang tanah.