Tertekan Pandemi Covid-19, Ratusan Warga di Thailand Lakukan Ritual Ini

Jum'at, 29 Januari 2021 | 13:00 WIB
Tertekan Pandemi Covid-19, Ratusan Warga di Thailand Lakukan Ritual Ini
Ilustrasi peti mati. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan warga Thailand melakukan sebuah ritual upacara pemakanan di tengah pandemi Covid-19 untuk memohon keberuntungan dan memulai sesuatu yang baru.

Menyadur National Post, Kamis (28/1/2021) Kuil Wat Bangna Nai di ibu kota Thailand menarik lebih dari 100 orang setiap hari yang memilih untuk melakukan upacara dengan harapan dapat meningkatkan keberuntungan.

Para peserta ritual memegang seikat bunga dan berbaring di peti mati dengan selembar kain menutupi mereka dan para biksu bernyanyi.

Tekanan hidup selama pandemi virus corona telah membuat ritual tersebut menjadi semakin banyak yang melakukannya.

Baca Juga: Praveen/Melati Telan Kekalahan di Laga Perdana Grup A BWF World Tour Finals

"Saya harus mengakui bahwa saya stres akhir-akhir ini karena penghasilan saya berkurang karena pandemi dan saya yakin semua orang di sini merasakan hal yang sama," kata Nutsarang Sihard, seorang pemilik warung makan berusia 52 tahun.

Setiap warga yang ikut upacara tersebut membayar 100 baht (Rp 46.000) untuk bunga, lilin, dan pakaian yang menjadi bagian dari upacara.

Mereka mengikuti instruksi para biksu, dengan berbaring di peti mati dengan kepala menghadap ke barat, arah jenazah dikuburkan.

"Saya merasa seperti terlahir kembali, hidup kembali dan menjadi orang baru," kata Nutsarang.

Chonlathit Nimimenwai (23) mengatakan dia ikut upacara tersebut karena petunjuk dari seorang penasihatnya yang mengatakan bahwa hidupnya dalam bahaya.

Baca Juga: Anthony Ginting Tak Berdaya Hadapi Axelsen di BWF World Tour Finals

"Itu membuat saya merasa stres. Itu sebabnya saya di sini hari ini karena saya ingin merasa lebih baik." ujar Chonlathit.

Biksu Prakru Prapath Waranukij, penuntun upacara tersebut, mengatakan bahwa meskipun ritual tersebut mendapat beberapa kritik, dia mengungkapkan penting untuk merenungkan kematian.

"Itu mengingatkan orang bahwa suatu hari kita akan mati, jadi kita harus berhati-hati dengan cara kita menjalani hidup," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI