Suara.com - Pemerintah Indonesia disarankan untuk meniru Amerika Serikat dalam hal percepatan program vaksinasi Covid-19 demi menurunkan tingkat penyebaran virus.
Analis kebijakan publik Rustam Ibrahim menilai pelaksanaan vaksinasi di Amerika Serikat terus meningkat kecepatannya.
Disebutkan, sekarang sekitar 1,2 juta orang Amerika disuntik setiap hari. "Ini telah menurunkan tingkat penularan dengan 34 persen, dan yang dirawat di rumah sakit menurun 14 persen. Indonesia perlu mencontoh AS ini (NYT, 28/1)," kata Rustam, Jumat (29/1/2021).
Disebutkan pula, jika yang divaksinasi bisa ditingkatkan drastis per hari di Jabodetabek atau Jawa umumnya, maka kemungkinan besar jumlah warga tertular dan yang dirawat di rumah sakit akan jauh menurun.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Hampir Tembus 520.000, Filipina Keluarkan Izin Vaksinasi
Per Selasa (26/1/2021) lalu, kasus Covid-19 di Indonesia telah menembus angka satu juta sejak pertamakali diumumkan pada Maret 2020.
Dalam beberapa pekan terakhir, rata-rata tambahan kasus baru secara nasional di atas 10 ribu kasus.
Pada saat yang bersamaan, kapasitas tempat tidur pasien di rumah sakit rujukan di berbagai daerah nyaris penuh.
Kemudian lahan pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 juga semakin berkurang, seperti yang terjadi di Jakarta.
Persoalan-persoalan itulah yang antara lain mendorong sejumlah kalangan untuk mendesak pemerintah mempercepat vaksinasi massal.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tenaga Kesehatan di Lampung Ditarget Rampung Februari
Dipercepat
Menteri Koordinator Perkonomian Airlangga Hartarto mengatakan program vaksinasi dipercepat, yang awalnya sampai 2022, sekarang jadi Desember 2021. Kebijakan terbaru ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
"Pemerintah sudah buat jadwal, dimana Presiden meminta untuk diselesaikan di Desember. Sehingga ada percepatan 77 juta masyarakat yang rencana awal di bulan Januari - Maret 2022, ditarik ke depan," ujar Airlangga, Selasa (26/1/2021).
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sudah memulai vaksinasi awal 2021.
Tahap awal program vaksinasi untuk 1,3 juta tenaga kesehatan dan petugas sektor pelayanan publik.
"Diharapkan ini bisa mencapai target dan saat sekarang telah sekitar 179 ribu orang telah divaksinasi," kata Airlangga.
Walaupun program vaksinasi sudah berjalan, masyarakat diminta jangan meremehkan protokol kesehatan.
"Kegiatan-kegiatan di hulu yakni kegiatan terkait kedisiplinan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, ini terus harus dilakukan dan tentu kita harus juga mencuci tangan dan gerakan 3M di hulu wajib disiplinkan, karena jadi bagian proses penularan," tutur dia.
Sebelumnya, program vaksinasi akan dilaksanakan dalam empat tahap.
Juru bicara pemerintah Reisa Broto Asmoro mengatakan program vaksinasi harus dilakukan secara cermat agar sesuai target.
"Tahap pertama, pelaksanaan Januari hingga April 2021. Dengan sasaran tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang menjalani profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Tahap kedua, juga pada periode yang sama, dengan sasaran petugas pelayan publik. Yaitu anggota TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik meliputi petugas di bandara, pelabuhan, stasiun dan terminal.
Kemudian perbankan, PLN, perusahaan air minum, serta petugas lainnya yang terlibat langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Dalam waktu ini, juga termasuk usia lanjut yakni diatas usia 60 tahun," kata Reisa.
Tahap ketiga dilaksanakan April 2021 hingga Maret 2022. Dengan sasaran masyarakat tentang dari aspek geospasial, sosial dan ekonomi.
Tahap keempat yaitu pada periode yang sama. Dengan sasaran vaksinasi adalah masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.