Suara.com - Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa kegiatan militer baru-baru ini di Selat Taiwan merupakan tanggapan atas campur tangan pasukan asing dan menambahkan bahwa "kemerdekaan berarti perang".
Menyadur The Straits Times, Kamis (27/1/2021) pernyataan tersebut disampaikan oleh oleh juru bicara kementerian Wu Qian pada konferensi pers bulanan sebagai tanggapan atas banyak pertanyaan tentang peningkatan aktivitas militer China baru-baru ini.
Taiwan melaporkan delapan pesawat pembom China dan empat jet tempur memasuki sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Sabtu dan angkatan udara pulau itu mengerahkan rudal untuk "memantau" serangan itu.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, telah melakukan penerbangan hampir setiap hari di atas perairan antara bagian selatan Taiwan dan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan di Laut China Selatan dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Diklaim Lebih Efektif Deteksi Covid-19, Tes Swab Anal Mulai Dilakukan
Penerbangan umumnya hanya terdiri dari satu atau dua pesawat pengintai. Tetapi kehadiran begitu banyak pesawat tempur China Sabtu lalu tidak biasa, kata Taiwan.
Pihak Beijing membela jika penerbangan tersebut merupakan latihan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial.
"Latihan tersebut dengan sungguh-sungguh memperingatkan pasukan eksternal untuk menghentikan campur tangan dan dengan tegas memperingatkan ... pasukan separatis untuk menghentikan provokasi", kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara Beijing, Rabu.
Pada 31 Desember, dua kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan, mereka datang ketika China memulai latihan angkatan laut besar-besaran di Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca Juga: DPR: Banyak Masyarakat Menganggur, Kenapa Utamakan 153 TKA China Masuk?