Suara.com - Seorang wanita di Liverpool Inggris dipecat dari kantornya karena membuat video TikTok sambil memakai seragam. Menyadur Metro Kamis (28/01) wanita bernama Lucy Skinner ini bekerja di toko Leece Street.
Lucy mengatakan dia tidak pernah diberi peringatan tentang video TikTok yang selama ini dibuat. Selama lebih dari setahun dia bekerja di sana, tak ada yang menegurnya tentang hal itu.
"Video TikTok menampilkan saya mengenakan seragam tapi tak ada yang memberi tahu saya bahwa itu tidak diizinkan karena saya melihatnya sepanjang waktu di platform," ujarnya.
"Bahkan staf NHS berseragam juga membuat videonya sendiri dan setiap perusahaan ritel memiliki orang yang membuat video dengan seragam mereka."
Baca Juga: Frank Lampard Dipecat, Guardiola: Kejam Sih, Tapi...
Beberapa konten TikTok yang dibuat Lucy berisi video kritikan yang dianggap menghina. Dalam kasus ini, ia menyebut seorang pelanggan wanita sebagai Karens.
Selama ini, nama Karens kerap dipakai untuk sebutan yang merendahkan, biasanya ditujukan pada wanita paruh baya dengan kulit putih yang bersikap egois dan menuntut.
Istilah Karens juga kini berkembang untuk mewakili sebutan bernada rasis. Dalam video lainnya, ia juga membuat konten yang mengkritik sikap manajer toko.
"Mereka memecat saya tanpa pemberitahuan selama pandemi karena membuat video TikTok," ujarnya sambil menjelaskan bahwa ia dipecat tanpa peringatan.
Lucy, yang tinggal di Edge Hill mengatakan dia diskors seminggu sebelum pemecatannya pada 19 Januari tetapi merasa seolah-olah dia 'segera diberhentikan'.
Baca Juga: Oknum Polisi Perekam Video Tiga Remaja Lecehkan Perempuan Terancam Dipecat
"Mereka tahu saya yang membuatnya, tetapi tidak ada yang memperingatkan saya atau memberi saya kesempatan untuk menghapus video TikTok saya jika itu menjadi masalah besar."
Juru bicara toko mengatakan pihaknya tak ambil pusing tentang masalah personal, tapi mereka menindak tegas staf yang membuat postingan penghinaan.
"Kami tidak mengomentari kasus individu tetapi postingan media sosial yang menyinggung, menghina atau menghina tidak akan ditoleransi dan tunduk pada tindakan disipliner."