Dua Politikus Kunjungi Bar Saat Pandemi, PM Jepang Minta Maaf

Kamis, 28 Januari 2021 | 12:18 WIB
Dua Politikus Kunjungi Bar Saat Pandemi, PM Jepang Minta Maaf
Dokumentasi - Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga saat mengadakan konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, Senin (29/5/2017). ANTARA/REUTERS/Toru Hanai/am
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Mentari Jepang, Yoshihide Suga meminta maaf setelah dua politikus dari partai koalisi ketahuan kunjungi bar di Ginza sampai tengah malam saat masa darurat pandemi.

Jun Matsumoto, dari Partai Demokrat Liberal dan Kiyohiko Toyama, dari Komeito, keduanya mengaku mengunjungi bar tersebut minggu lalu.

Menyadur Japan Times Kamis (28/01), hal ini terungkap saat pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat di mana jam buka restoran dan bar ikut dipersingkat.

"Karena kami sudah meminta masyarakat menahan diri, saya sangat menyesal," kata Suga.

Baca Juga: Apa itu Wibu? Ini Ciri-ciri Fans Jepang Garis Keras

Menurut laporan majalah mingguan Shukan Shincho, Matsumoto meninggalkan restoran sebelum jam 9 malam dan pergi ke dua bar di Ginza sampai pukul 11:20 malam.

Yoshihide Suga berdiri setelah terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang di majelis rendah parlemen di Tokyo, Jepang, Rabu (16/9).  [CHARLY TRIBALLEAU / AFP]
Yoshihide Suga berdiri setelah terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang di majelis rendah parlemen di Tokyo, Jepang, Rabu (16/9). [CHARLY TRIBALLEAU / AFP]

Majalah lainnya, Shukan Bunshun melaporkan Toyama mengunjungi bar di Ginza pada Jumat larut malam. Padahal di Jepang saat itu sedang dalam keadaan darurat dan warga untuk bepergian jika saat penting saja.

Suga sendiri mendapat kecaman karena mengadakan makan malam di Tokyo pada pertengahan Desember, sementara pemerintah mendesak orang-orang agar tidak berkumpul dalam kelompok besar karena virus corona.

Pada hari Selasa, Suga mengakui bahwa sistem medis Jepang tidak siap untuk menghadapi lonjakan pasien Covid-19. Ia mengakui mungkin bisa menyelamatkan banyak nyawa jika perawatan yang tepat tersedia.

Pengakuan kesalahan yang jarang terjadi ini membuat kepercayaan publik untuk pemerintahan Suga terus menyusut.

Baca Juga: Pamer Main Ski di Jepang, Total Outfit Syahrini Bikin Merinding

 "Sebagai penanggung jawab, saya merasa sangat menyesal," ujarnya saat menjawab pertanyaan anggota parlemen oposisi Kiyomi Tsujimoto tentang pasien Covid-19 yang meninggal di rumah setelah ditolak oleh rumah sakit.

"Kami belum dapat memberikan perawatan yang diperlukan dan saya menyadari bahwa karena itu orang Jepang merasa cemas," kata Suga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI