Suara.com - Di tengah hantaman pandemi Covid-19, Italia kini dilanda gejolak politik baru usai Perdana Menteri Giuseppe Conte mengundurkan diri pada Selasa (26/1/2021) waktu setempat.
Pengunduran diri Conte menjadi upaya dirinya membentuk "pemerintahan baru yang lebih stabil demi keselamatan nasional."
Conte mengundurkan diri setelah pemerintahan koalisinya tidak mendapat dukungan dari mitra junior berhaluan kiri-tengah, menjerumuskan negara itu, yang dilanda pandemi, ke dalam kekacauan politik baru.
Conte memusatkan perhatian untuk merayu partai Forza Italia, yang berhaluan kanan-tengah, yang bisa kalah jika pemilu baru harus diadakan apabila koalisi baru tidak bisa bersatu.
Baca Juga: Resmi! Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte Mengundurkan Diri
Pemilu cepat mungkin akan membuat Partai Lega yang populis, menang. Jika itu terjadi, Uni Eropa akan khawatir dan memperumit hubungan Italia dengan pemerintahan Demokrat di Amerika.
Conte yang kini berusia 56 tahun, juga mencoba membujuk Matteo Renzi dan faksi Italia Viva bergabung lagi dengan koalisi yang terdiri dari Gerakan Bintang Lima yang anti-kemapanan dan Partai Demokrat sayap kiri. Keputusan Renzi menarik dukungan bagi pemerintah Conte pekan lalu secara luas dilihat sebagai skema untuk mengamankan lebih banyak kekuasaannya sendiri dan peran kabinet untuk sebagian dari 18 senatornya.
Pekan lalu, Conte lolos dari mosi percaya di parlemen, tetapi kini harus mundur karena tidak bisa mengandalkan dukungan dari teman-temannya. (Sumber: VOA Indonesia)